BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Perusahaan
dapat berkembang dengan baik karena semua karyawan bekerja keras dan memiliki
prestasi yang baik dibidang pekerjaanya masing-masing. Dengan perkembangan
tersebut perusahaan mampu bersaing dan mengikuti kemajuan zaman. Karena itu,
tujuan yang diharapkan oleh perusahaan dapat tercapai dan memperoleh dana yang
cukup banyak.
Pembinaan dan pengembangan karyawan baru ataupun lama
dalam perusahaan adalah salah satu kegiatan dalam rangka menyesuaikan diri
dengan perubahan dan perkembangan karyawan.Karena itu perlu dilakukan penilaian
atas pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh pegawai atau disebut dengan
penilaian kinerja atau penilaian prestasi kerja.
Prestasi
kerja pegawai dipengaruhi oleh bermacam-macam ciri pribadi dan masing-masing
individu. Dalam perkembangan yang kempotitif dan mengglobal, perusahaan membutuhkan pegawai yang
berprestasi tinggi. Pada saat yang sama pekerja memerlukan umpan
balik atas kinerja mereka sebagai pedomanbagi tindakan-tindakan mereka pada
masa yang akan datang. Oleh karena itu penilaian seharusnya menggambarkan
kinerja karyawan
Oleh karena itu Sekolah
Menengah Kejuruan Prima Mandiri mewajibkan bagi siswa dan siswinya untuk
mengikuti PRAKERIN ( Praktek Kerja Industri ) diperusahaan–perusahaan yang telah bekerja
sama dengan pihak sekolah untuk menerapkan ilmu yang telah dipelajari
disekolah.
Pada dasarnya hal ini
bertujuan untuk menjadikan titik kesesuaian kompetensi antara kurikulum SMK
dengan dunia usaha dan dunia industri. Meningkatkan kemampuan siswa/I pada bidang knowledge, attitude, dan skill
sesuai dengan tuntunan dunia usaha dan dunia industri, menjadikan input untuk perbaikan
kurikulum SMK yang selalu mengadopsi pada kebutuhan pasar dan selalu mengikuti perkembangan dunia usaha
dan dunia industri. Serta menjalin kerja sama antara SMK Prima Mandiri Serang
dengan dunia usaha dan dunia industri.
1.2
Tujuan Praktek Kerja Lapangan
Setelah pelaksanaan
PRAKERIN, tujuan yang diharapkan dapat
tercapai, yaitu :
1.
Meningkatkan kemampuan, memperluas dan memantapkan keterampilan sebagai
bekal kerja yang sesuai dengan proram studi Kimia Analis.
2.
Mengembangkan dan meningkatkan sikap profesionalisme dalam rangka
memasuki dunia usaha dan dunia industri.
3.
Meningkatkan wawasan pada aspek – aspek dalam dunia kerja yang sangat
berguna bagi kehidupan sehri–hari, antara lain : penghargaan terhadap waktu lingkungan kerja dan sisitem kerja.
4.
Meningkatkan keahlian dalam hal penggunaan instrument.
5.
Menikatkan, memperluas dan memantapkan penerapan dalam teknologi baru
dalam dunia kerja.
6.
Memperkenalkan dunia kerja.
7.
Memberikan masukan guna memperbaiki dan mengembangkan pendidikan
dilingkungan Sekolah SMK Prima Mandiri Serang.
1.3 Pembuatan Laporan
PRAKERIN
Laporan
ini dibuat bertujuan untuk menerapkan ilmu yang
telah didapat disekolah dengan melaksanakan praktek di industri, membagi
pengalaman dan informasi PRAKERIN kepada adik kelas yang kelak nanti akan
mengalami PRAKERIN, memenuhi salah satu syarat menyelesaikan program studi di SMK Prima Mandiri Serang dengan program
keahlian Kimia Analis serta sebagai tanda berakhirnya masa PRAKERIN di PT
Styrindo Mono Indonesia.
1.4 Ruang Lingkup
Pekerjaan
Dilaboratorium PT Styrindo Mono Indonesia
terdapat beberapa analisa utility, yaitu : pH , Conductivity, total hardness,
Ca hardness, total ion pospat, total iron, nitrite, Analisa polimer, analisa Hydroquinone, total hydrocarbon dll.
Selama satu bulan praktek yang dilakukan oleh penulis adalah analisa Silica dalam sampel Demin Water.
1.5 Waktu
Dan Tempat Pelaksanaan
PRAKERIN
dilaksanakan di PT Styrindo Mono Indonesia Desa Mangunreja Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten Serang Banten 42456,
Indonesia. Adapun pelaksanaa PRAKERIN tanggal 02 Mei 2016 sampai 27 Mei 2016 di PT Styrindo Mono Indonesia Plant.
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
2.1 Sejarang
Perusahaan
PT
Styrindo Mono Indonesia mengawali kegiatan produksinya pada bulan Juli 1993
yang bergerak dalam bidang industri petrokimia (intermediate) dengan memproduksi Styrene Monomer sebagai produknya.
Adapun letak / lokasi kantor PT Styrindo Mono Indonesia berada di Wisma Barito
PacificTower A, Lt. 5 & 6 yang beralamat dijalan Letnan Jendral S. PARMAN
Kav. 62-63 Jakarta, kantor ini merupakan kedudukan dari dewan direksi dan dewan komisaris. Sedangkan untuk kegiatan
sehari-hari perusahaan (Plant) berada di Desa Mangunreja Kecamatan Pulo
Ampel Kabupaten Serang Banten 42456, Indonesia.
PT
Styrindo Mono Indonesia telat mendapatkan sertifikat ISO 9001 dan ISO 14001.
Dan perusahaan yang demikian telah berhasil mendapatkan sertifikat ISO (International Organozation of
Standardization) adalah perusahaan yang kualitas dan Sistem organisasinya
memperoleh pelayanan jasa atau produk yang terjamin dan dapat dipertanggung
jawabkan mutunya. ISO 9001
sendiri merupakan modal jaminan kualitas (Quality
Assurance) untuk memproduksi, instalasi, dan pelayanan.Sedangkan ISO 14001
membahas mengenai Environmental Management System.
2.1.1 Visi PT Styrindo Mono Indonesia
- Visi
Menjadi
sebuah perusahaan petrokimia di Indonesia yang
berkelas dunia.
-
Misi
Terus berkembang dan
mengukuh posisi kemampuan melai integrasi, pengembangan sumber daya manusia dan
kemitraan terpilih, secarberkelanjutan yang akan berkontribusi terhadap
pertumbuhan Indonesia.
2.2 Proses Produksi Produk Perusahaan
2.2.1 Bahan Baku
Perusahaan
Bahan
baku yang digunakan adalah Etylene
dan Benzene. Awalannya kedua bahan
tersebut masih mengimpor dari luar negeri seperti Jepang dan Amerika, Tapi untuk sekarang ini Etylene didatangkan langsung dari produksi dalan negri yaitu PT
Chandra Asri Petrochemical, melaui jalur pipa. Kualitas-kualitas dan bahan
adaptif yang digunakan dalam proses produksi Ethyl Benzene dan Styrene Monomer selain
dibuat sendiri juga didatangkan dari luar negeri yaitu Amerika dan Jepang.
PT SMI
merupakan salah satu industri penghasil Styrene terbesar di Indonesia. Didalam
proses produksi ini terdapat berbagai macam proses dan berbagai macam peralatan
yang digunakan untuk proses. PT SMI memiliki 2 plant utama yaitu:
1.
Etylene Benzene Plant yang berfungsi untuk memproduksi Etyl Benzene yang kemudian digunakan
kembalikan untuk menghasilkan Styrene
Monomer pada SM Plant.
2.
SM Plant yang berfungsi untuk menghasilkan Styrene Monomer yang mempunyai kualitas
yang tinggi. Bahan baku yang digunakan pada setiap plant diatas berbeda dengan
plant yang lain. Adapun spesifikasinya akan dibahas dalam bab ini.
2.2.2 Ethyl
Benzene Plant
A. Bahan Baku Utama
Ethylen
Etylene yang dugunakan adalah 60.194 Mt pertahun.
Gas Etylene mempunyai kandungan 99,5 % Etylene
murni dengan 0,5% merupakan impurities. Gas Etylene
masuk ke reactor setelah mentgalami purifikasi
Adapun
sifat-sifat Etylene anatara lain :
a)
Gas tidak berwarna
b)
Mudah terbakar dengan basa maximum di udara 3-36% volume
Benzene
Benzene yang digunakan adalah dalam jumlah yang cukup banyak yaitu 67.909 Mt pertahun. Benzene tersebut mempunyai kandungan
99,5% Benzene murni dengan 0,5%
merupakan impurities.
Adapun
sifat-sifat Benzene antara lain ;
a)
Cairan tidak berwarna
b)
Berbau aromatic
c)
Mudah terbakar
d)
Bahan pendukung
Katalis
yang digunakan adalah AlCl3 sebanyak 200.000 Mt pertahun. Katalis
tersebut digunakan untuk mempercepat reaksi. Inhibitor (CH3)CC6H3(OH)25
Ton pertahun.
B. Produk yang dihasilkan
Ethyl Benzene merupakan produk yang dihasilkan dari palan ini, dimana Ethyl Benzene (EB) diperoleh dari proses
alkalisi Benzene dan Etylene dengan bantuan katalis didalam
reactor, reaksi yang terjadi adalah reaksi Eksotern sehingga panas yang
dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk membuat steam. Kemudian EB tersebut dialirkan
ke plant kedua sebagai bahan pembuatan SM.
2.2.3 Sthyrene Monomer Plant
A. Bahan Baku Utama
Ethyl Benzene yang digunakan cukup banyak yaitu 220.000 Mt
pertahun Ethyl Benzene yang digunakan
berasal dari plant EB. EB yang terpisah melalui proses destilasi akan dikirim
ke reactor bersama steam dengan bantuan katalis akan membentuk Styrene. Dimana terjadi reaksi Endoteren
maka diperlukan panas yang cukup tinggi, sebagai bahan untuk pemanas maka
dipakailah gas Hydrogen. Adapun
sifat-sifat EB antara lain :
a)
Cairan tidak berwarna
b)
Berbau aromatic
c)
Mudah terbakar
B. Bahan Pendukung
1)
Katalis
Katalis yang digunakan adalah AlCl3 sebanyak 200.000 Mt
pertahun. Katalis tersebut digunakan untuk mempercepat reaksi.
2)
Air laut untuk pendinginan sebanyak 120 m3
3)
Air untuk proses sebanyak 2 m3
4)
Uap atau steam sebanyak 4 ton
5)
Diesel oil sebanyak 0,3 m3
6)
Gas nitrogen sebanyak 3 m3
7)
Listrik 8,5 kwh
C. Produk yang dihasilkan
Produk
utama yang dihasilkan pada plant ini adalah SM ( Styrene Monomer ) sebanyak 100.000 ton pertahun dan produk
samping adalah Benzene-Toluene
sebanyak 5000 ton pertahun. SM inilah yang merupakan produk utama dari PT SMI.
D. Kapsitas Produksi dan Produk utama dari
PT
Styrindo Monomer Indinesia.
PT
Styrindo Mono Indonesia menggunakan dua lisensi teknologi untuk dua pabrik utama :
1)
Lumnus
Crest Technologi (LCT) dari Amerika untuk Styrene Monomer plan.
2)
Nigata Engineering (NE) dari Jepang untuk
Ethyl Benzene (EB) plant,
Pada saat
PT SMI memproduksi Ethyl Benzene dengan kapasitas 200.000 ton pertahun. Styrene
Monomer dengan kapasitas 300.000 pertahun . Produk utama PT SMI Styrene Monomer adalah bahan baku
untuk industri manufaktur hilir termasuk Polystyrene
(PS), Expanded Polystyrene (EXP), Styrene Butadiene Rubber (SBR) Sytrene
Butadiene Latex (SBL) Styrene Acrylonitrile (SAN), Acrylonitrile (San)
Acylonitrile Butadiene Styrene (ABS), dan Unsaturated Polyester Resain.
2.3 Tinjauan Laboratorium Monomer
Dalam
laboratorium bertugas mengenai bahan baku yag akan digunakan dalam proses,
utility dan air limbah. PT SMI memiliki dua unit laboratorium yaitu :
1)
Laboratorium water
Laboratorium ini berfungsi untuk menganalisa
senyawa-senyawa yang terkandung dalam ait, baik air limbah, air laut ,air
produksi. Para meter yang dianalisa pH, Conductivity, Turbidity, COD, Kadar NH3, Silika, Fe, Pospat dan lain-lain.
2)
Laboratorium Hydrocarbon
Berfungsi sebagai laboratorium untuk
menganalisa bahan baku SM yaitu Etylene
dan Benzene, serta produk SM tersebut
dengan menggunakan gas kromatografi.
Pengendalian
dan peningkatan kualitas produk dilakukan oleh Produk Control & Development Departement. Department ini tidak
bekerja didalam suatu laboratorium, namun departement ini di tunjang oleh karyawan lab dalam laporan kualitas hasil produk. Layanan yang diberikan
oleh department ini adalah pengujian kualitas air utilitas dan air buangan,
pengujian kualitas produk Styrene Monomer,
serta pengembangan produk dan layanan konsumen. PT Styrindo Mono Indonesia
memiliki laboratorium yang berfungsi sebagai berikut :
1.
Menjamin semua bahan baku, aditif
dan katalis yang akan dipergunakan dalam proses Styrene Monomer sesuai dengan spesifikasi bahan tersebut.
2.
Membantu, menunjang dan memberikan laporan hasil dari analisa sampel
apakah masih masuk dalam standar atau tidak.
3.
Meneliti kualitas produk, apakah kualitasnya sesuai dengan spesifikasi
yang diinginkan atau menyimpang dari spesifikasi yang diingkan
2.4 keselamatan
dan Keamanan Kerja
Keselamatan
dan keamana kerja dilingkungan kerja menjadi tanggug jawab perusahaan dan
seluruh karyawan PT Styrindo Mono Indonesia. Perusahaan juga memberikan
perlengkapan keselamatan kerja berupa personal Protective Equipment (PPE) atau alat pelindung diri. PT Styrindo
Mono Indonesia juga memasang rambu-rambu ditempat yang dianggap rawan
membahayakan bagi karyawan. Para karyawan wajib melaksanakan dan mematuhi semua
peraturan-peraturan untuk bekerja pada kondisi yang aman.keselamatan kerja
adalah hal yang sangat ideal disuatu perusahaan.
PT Styrindo Mono
Indonesia menyediakan alat pelindung seperti :
a)
perlindungan kepala (Helmet)
Perlindungan
ini digunakan apabila karyawan sedang berada di red area atau berada di plant. Yang gunanya untuk
melindungi kepala dari bahaya apapun saat berada di red area atau di plant.
b)
Perlindungan mata (Spactale)
Perlindungan
ini dipakai ketika melakukan pekerjaan yang dapat membahayakan mata seperti
pengambilan cairan.
c)
Perlindungan pernafasan ( Masker )
Digunakan saat menganalisa
yang berhubungan dengan bahan-bahan yang memiliki aroma yang menyengat seperti
pada regent-reagent yang memiliki aroma menyengat yang dapat mengganggu
pernafasan.
d)
Pakaian Kerja
Bagi karyawan yang menuju red area untuk bekerja di wajibkan
berpakaian lengan panjang atau seragam yang disediakan. Gunanya untuk
melindungi badan serta anggota tubuh seperti lengan tanagn yang rentan terkena
bahaya.
e)
Perlindungan tangan
Menggunakan sarung tangan sangat di
anjurkan kepada karyawan terutama seorang analis karena, berhubungan langsung
dengan bahan-bahan yang bersifat korosif atau dapat merusak anggota tubuh
terutama bagian tangan.
PT Styrindo Mono Indonesia membentuk suatu
department yang bertugas untuk menjaga dan menanggulangi kecelakaan yang mungkin terjadi, yaitu Loss
Prevention Departement (LPD). Departement inilah yang bertugas menjaga
keselmatan dan kesehatan para pekerja serta mencegah kerugian perusahaan yang
cukup besar. Perlengkapan keselamatan kerja antara lain : topi keselamatan (Safety helmet), tali pengaman, sepatu
pengaman (Safety shoes), kacamata
pengaman goggle). Diperlukan juga
tanda izin masuk daerah merah (Red Area
Entry) dan bagi petugas pengambil sample sewaktu-waktu diperlukan juga
tabung oksigen untuk alatbantu pernafasan.
Pada
saat ini PT Styrindo Mono Indonesia sedang mengembangkan program manajemen
terpadu guna mencegah kerugian dan meningkatkan kinerja perusahaan secara keseluluhan.
Atas
usaha dan kesadaran seluruh karyawan dalam menjalankan keselamatan dan keamanan
kerja yang di korrdinasi oleh Safety Departemant, PT Styrindo Mono Indonesia
berhasil mencapai 3 juta kerja tanpa terjadi kecelakaan (Zero Loss Accident)
2.5 Unit
Pengelolaan Air Limbah
Limbah-limbah
yang dihailkan oleh PT SMI mempunyai unit pengelolaan yang dirancang berbagai
limbah seperti : Sisa hasil analisa,dll. Unit separator pengelolaan limbah yang
ada di PT SMI adalah :
a) Api Separator Uni
Berfungsi sebagai tempat untuk membakar minyak yang telah dipisahkan
dengan air,jika ada sampel yang ada minyaknya maka posisi minyak ada di atas
air.
b) Wate Oil Pit
Berfungsi sebagai tempat penampung minyak.
c) Surge Basin
Berfungsi sebagai tempat penampung
sampel/air.
d) Neutralization Unit
Berfungsi sebagai tempat penetral sampel.
2.6 Costumer Service
Costumer service section bertugas menagani hal hal khusus yang berhubungan dengan pelanggan dan
berfungsi sebagai front liner antara perusahaan dengan pelanggan
2.7 Unit Pengadaan dan
Pengolahan Air
Dalam
pemenuhan kebutuhan air, suatu industri pada umumnya menggunakan air sumur, air
sungai atau air laut sebagai sumber air. Pada prarancangan pabrik Metil Etil Keton ini, sumber air
pendingin yang digunakan adalah air laut dari Bojonegara sedangkan air untuk
keperluan proses dan sanitasi diperoleh dari air sumur hasil pengeboran yang
sudah diolah terlebih dahulu.
Penggunaan air laut sebagai
sumber air pendingin dengan pertimbangan sebagai berikut:
Ø
Lokasi didirikannya pabrik berada di dekat
pantai.
Ø Jumlah air laut yang
melimpah, mengingat kebutuhan akan air yang banyak.
Air yang digunakan di
lingkungan pabrik berguna untuk :
Ø Air pendingin
Ø Air sanitasi
Ø Boiler Feed Water
Ø Air untuk perkantoran
Pada
umumnya air banyak dipakai sebagai media pendingin disebabkan faktor-faktor
sebagai berikut :
Ø Air merupakan materi yang
dapat diperoleh dalam jumlah besar.
Ø Mudah dalam pengaturan dan
pengolahannya.
Ø Dapat menyerap sejumlah
panas per satuan volume yang tinggi.
Ø Tidak terdekomposisi.
Air
pendingin digunakan pada Heat Exchanger. Hal yang perlu diperhatikan
pada air pendingin :
Ø Kesadahan (hardness), yang dapat menyebabkan kerak.
Ø Besi, yang dapat
menyebabkan korosi.
Ø Minyak, yang merupakan
penyebab terganggunya film corrotion inhibitor, menurunkan Heat
Exchanger coefficient, dapat menjadi makanan mikroba sehingga menimbulkan
endapan.
2.7.1 Air Umpan Boiler
Beberapa
hal yang perlu diperhatikan dalam penanganan air umpan boiler adalah sebagai
berikut :
Ø Zat-zat yang menyebabkan
korosi.
Korosi
yang terjadi didalam boiler disebabkan air mengandung larutan-larutan asam, gas
terlarut seperti O2, CO2, H2S, dan NH3.
Ø Zat yang menyebabkan
foaming.
Air
yang diambil dari proses pemanasan bisa menyebabkan foaming pada boiler karena
adanya zat-zat organik, anorganik dan zat-zat yang tidak larut dalam jumlah
besar. Efek pembusaan terjadi pada air yang kadar alkalinitasnya tinggi.
Ø Zat yang menyebabkan kerak
(scale forming).
Pembentukan
kerak disebabkan karena adanya kesadahan dan suhu tinggi, yang biasanya berupa
garam-garam karbonat dan silikat.
2.7.2 Air Sanitasi
Air
sanitasi digunakan untuk kebutuhan air minum, laboratorium, kantor dan
perumahan. Syarat air sanitasi meliputi :
1. Syarat fisik :
Ø Tidak berwarna (jernih)
Ø Tidak mempunyai rasa
Ø Tidak berbau
2. Syarat kimia :
Ø Tidak mengandung zat
organik maupun zat anorganik
Ø Tidak beracun
3. Syarat bakteriologis :
Tidak mengandung bakteri-bakteri, terutama yang merugikan
(patogen)
2.7.3 Pengolahan
Air Proses
Pengolahan
air melalui beberapa tahap yaitu :
1.
Demineralisasi air
Pada
bagian ini, mineral-mineral yang terkandung di dalam air harus dihilangkan.
Mineral-mineral yang biasanya terkandung di dalam air dapat berupa Ca2+,
Mg2+, Na+, HCO3-, SO42-,Cl-.
Air yang diperoleh adalah air bebas mineral yang akan diproses lebih lanjut.
Berikut mengenai demineralisasi air.
a. Activated carbon filter
Air
dari filtered water storage tank
diumpankan ke carbon filter untuk
menghilangkan klorin, menghilangkan bau dan warna serta menghilangkan zat-zat
organik. Media yang digunakan dalam carbon
filter adalah norit (karbon aktif). Air yang keluar dari carbon filter mempunyai
pH sekitar 6,8-7,6. Selanjutnya air diumpankan ke cation exchanger untuk dihilangkan kation-kation mineralnya.
b. Cation Exchanger
Cation Exchanger berfungsi untuk
menghilangkan kation-kation yang berada dalam air, jenis kation yang ditemui
adalah : Mg2+, Ca2+, K+, Fe2+, Na+,
Al3+. Dalam Cation Exchanger
berisi resin kation yang mempunyai gugus R-H yaitu polimer dengan rantai karbon
R yang mengikat ion H didalam logam kation yang berada dalam air terikat oleh
gugus R dalam resin dan resin tersebut melepaskan gugus H+,
reaksinya sebagai berikut :
Logam resin
Air
yang dihasilkan bersifat asam dengan pH 3,2 – 3,3. Regenerasi dilakukan jika
resin sudah berkurang keaktifannya (jenuh), biasanya dilakukan pada selang
waktu tertentu atau berdasarkan jumlah air yang telah melewati unit ini.
Regenerasi dilakukan dengan asam sulfat dan dilakukan dalam tiga tahap, yaitu backwash, regenerasi dengan asam sulfat,
dan pembilasan dengan air demin. Reaksi yang terjadi pada proses
regenerasi adalah kebalikan dari reaksi operasi
Resin jenuh
Air
yang keluar dari Cation Exchanger kemudian diumpankan ke Anion
Exchanger untuk menghilangkan anion-anion mineralnya. Kemungkinan jenis
anion yang ditemui adalah : HCO3-, CO32-,
Cl-, NO2- dan SiO32-.
c.
Anion Exchanger
Anion Exchanger berfungsi untuk
menghilangkan anion-anion yang berada dalam air, kemungkinan jenis anion yang
ditemui adalah : HCO3-, CO32-, Cl-,
NO2- dan SiO32- . Dalam Anion Exchanger berisi resin anion yang
mempunyai gugus R-OH, reaksinya sebagai berikut :
Logam resin
Proses ini sama dengan Cation Exchanger dimana ion Cl- akan digantikan oleh ion
OH – dari resin R-OH. Air yang keluar dari unit ini diharapkan.
TINJAUAN
PUSTAKA
3.1 Tinjauan Pustaka
3.1.1 Turbidity
Turbidity
merupakan uji kekeruhan dengan satuan NTU
(Neople Turbidity Unit).Alat yang
digunakan adalah Turbiditymeter, Prinsip
alat ini adalah sinar yang datang mengenai suatu partikel ada yang diteruskan,
di pantulkan, dan menembus, maka sinar yang di teruskan digunakan sebagai dasar
pengukuran. Alat ini bekerja berdasarkan pancaran
cahaya yang dapat media air, semakin banyak cahaya yang
terpantul atau menyebar semakin tinggi nilai Turbiditinya.
3.1.2 Conductivity
Conductivity merupakan pengujian untuk mengetahui kadar ion yang
terkandung didalam air. Dalam terdapat ion-ion yang dapat menghantar listrik maksimal jumlah ion
yang ada dalam air adalah 300 ms, alat ukur Conductivity
adalah Conductometer. Alat conductometer terdapat sistem yang tersusun atas dua elektroda yang
dirangkai dengan sumber tegangan serta sebuah ampere meter. Elektrode-elektrode
tersebut diatur sehingga memiliki jarak tertentu antara keduanya ( biasanya 1
cm ). Pada saat pengukuran, kedua elektrode ini dicelupkan kedalam sampel
larutan dan diberi tegangan dengan besar tertentu. Nilai arus listrik yang
dibaca oleh ampere meter, digunakan lebih lajut untuk menghitung nilai
konduktivitas listrik larutan.
3.1.3 Test
pH ( Derajad Keasaman
)
Air yang normal mempunyai pH netral atau
antara 6,5-8,5 untuk setandar AMDK. Bila pH air kurang/berlebih maka perlu
dilakukan penetralan. Pengujian
pH menggunakan pH meter. pH meter adalah
sebuah alat elektrolit yang berfungsi untuk mengukur pH ( Derajad Keasaman atau
Kebasaan ) suatu cairan ( ada elektroda khusus yang berfungsi untuk mengukur pH
bahan semi-padat ). Sebuah pH meter terdiri dari sebuah elektroda yang
terhubung ke sebuah alat elektronik yang mengukur dan menampilkan nilai
pH. Semakin banyak elektron pada sampel
maka akan semakin bernilai asam bgitu sebaliknya, karena pada elektroda pH
meter berisi larutan elektrolit lemah seperti, KCl.
3.1.4 Teori
Lambert-Beer
ketika radiasi monokromatk lewat melalui suatu medium yang
transparan yang berisi suatu unsur absorbing, tingkat penurunan kekuatan radian
dengan konsentrasijenis unsur absorbing adalah sebanding dengan kekuatan radian
dari suatu radiasi “ dan hukum ini berlaku untuk unsur yang menyerap cahaya
dengan menghubungkan konsentrasi dari jenis absorbing pada perbandingan
kekuatan radiant bekas cahaya yang masuk dan yang keluar.
Hukum dasar spektroskopi absorbansi adalah hukum yang
menjelaskan jika suatu berkas sinar melewati suatu medium homogeny, sebagian
dari cahaya datang (Po) diadsorpsi sebanyak (Pa), sebagian dapat di abaikan di
pantulkan, sedangkan sisa nya di transmisikan (Pt) dengan efek intensitas murni
sebesar:
Po = Pa + Pt + Pr
Dimana Po – intensitas radiasi yang masuk, Pa – intensitas
cahaya yang di absorpsi, Pr - intensitas bagian cahaya yang di pantulkan, Pt –
intensitas cahaya yang di transmisikan.tetapi pada praktek nya, nilai Pr adalah
kecil sekali (-4%), sehimgga untuk tujuan praktis:
Po=Pa+Pt
Hukum diatas
dapat ditinjau sebagai berikut :
a)
Jika suatu berkas radiasi monorokmatik yang sejajar jatuh pada medium
pengadsorpsi pada sudut tegak lurus setiap lapisan yang sangat kecil akan
menurunkan intensitas berkas.
b)
Jika suatu cahaya monokromatis mengenai suatu medium yang transparan, laju
pengurangan intensitas cahaya dengan ketebalan medium sebanding dengan
intensitas cahaya.
c)
Intensitas berkas sinar monokromatis berkurang secara eksponsial bila
konsentrasi zat pangadsorpsi bertambah.
Hal diatas
adalah persamaan mendasar untuk spektroskopi absorpsi, dikenal sebagai hukum
Beer’s Lambert atau hukum Beer Bougar.
Karena A = abc,
A α c bila ab konstan
A α c bila ac
konstan
A α bc bila a
konstan
Hukum ini
secara matematika adalah sah. Bila C – dinyatakan dalam mol/L dan b –
dinyatakan dalam cm, a absorsivitas molar, yaitu persamaan ini menyatakan
absorpbansi bila b = 1, c = 1 cm. Berarti absorpbansivitas molar adalah
absorbansi larutan yang diukur dengan ketebelan c = 1 mol/L. Absorpbansivitas
molar juga dikenal sebagai koefisien ekstingsi molekular (€).Kondisi berikut
adalah sah nya hukum Beer. Cahaya yang digunakan harus monokromatis, bila tidak
demikian maka akan di peroleh dua nilai absorpbansi pada panjanjang dua
gelombang. Hukum tersebut tidak diikuti oleh larutan yang pekat. Konsentrasi
lebih tinggi untuk beberapa garam tidak berwarna justru mempunyai efek
absorpbansi yang berlawanan. Larutan yang bersifat pendar - flour atau suspense
tidak selalu mengikuti hukum Beer. Jika selama pengukuran pada larutan encer
terjadi polimerisasi, hidrolisis, asosiasi atau disosiasi, maka hukum tidak
berlaku.
Penyimpangan
dari hukum Beer, misalkan reaksi berikut:
2CrO42- + 2H+ −−−−> Cr2O72+ + H2O
Dalam
larutan encer disini, hukum mengikuti seperti pada larutan pekat. Demikian juga
HCL 4M untuk reaksi berikut :
4CL- + Co (H2O)42+ −−−− > CoCl42+ + 4H2O
Dengan
kenaikan konsentrasi kobalt, kesetimbangan bergeser dari kana ke kiri. Pada
kedua contoh reaksi diatas, hukum Beer berlaku bila berkas monokromatislah yang
di gunakan. Sinar polikromatis, menyebabkan makin melebarnya pita radiasi
sehingga akan terjadi penyimpangan lebih besar. Penyimpangan juga jelas
teramati pada konsentrasi lebih besar darimkurva absorbansi terhadap
konsentrasi. Kurva akan mulai melengkung padadaerah konsentrasi tinggi. Menurut
hukum Beer, logaritma dari tenaga radiasi panjang gelombang bersifat adiftif.
Berarti bila kurva absorbsi yang di peroleh pada berbagai panjang gelombang
yang di gunakan bersifat datar, maka di harapkan hukum Beer berlaku.
Penyimpangan negative dari hukum Beer menyebabkan kesalahan. Relatif yang makin
membesar dari konsentrasi sebenarnya. Kortum dan Seller menyatakan bahwa hukum
Beer hanyalah hukum pembatas dan tentu nya di harapkan berlaku hanya pada
konsentasi rendah. Memang α atau € adalah konstanta dan independen terhadap
konsentrasi tetapi * ( )+
dimana n = indeks
refraksi. Pada konsentrasi rendah n bersifat konstan tetapi pada
konsentrasi tinggi nilai n ternyata berubah sehingga harus dikoreksi
agar diperoleh harga A yang sesuai.
3.1.5 Spektrofotometer
1)
Pengertian
Spektrofotometer
Sesuai
dengan nama yang terdiri dari spektro dan fotometer, spektro menghasilkan sinar
dari spectrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat
pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang diadsorpsi. Secara
singkatnya, sumber cahaya polikromatis dilewatkan prisma yang akan membuat
cahaya menjadi monokromatis dan kemudian dilewatkan untuk meneruskan panjang
gelombang yang diingkan setelah itu dilewatkan ke kuvet yang berisi sampel.
Absorbansi yang dihasilkan berbanding lurus dengan konsentrasi analit, sehingga
dengan demikian konsentrasi sampel dapat diketahui dengan analisa perbandingan
standar. Spektrofotometer merupakan alat yang digunakan untuk
mengukur absorbansi dengan suatu obyek kaca atau kuarsa.
2)
Prinsip Kerja
Spektrofotometer
Prinsip dasar pada Spektrofotometer UV-VIS
adalah spektrofotometer uv-vis mengacu pada hukum Lambert-Beer. Apabila cahaya
monokromatik melalui suatu media (
Larutan ), maka sebagian cahaya tersebut akan diserap, sebagian dipantulkan
dan sebagian lagi akan dipancarkan. Sampel yang dapat dianalisa dengan metode
ini hanya sampel yang memiliki warna. Hal ini menjadi kelemahan tersendiridari
metode spektrofotometer visible. Oleh karena itu, untuk sampel yang tidak
memiliki warna harus terlebih dahulu dibuat berwarna dengan menggunakan reagen
spesifik yang akan menghasilkan senyawa berwarna. Reagen yang digunakanharus
benar-benar spesifik hanya bereaksi dengan anala yang akan dianalisa. Selain
itu juga produk senyawa berwarna yang dihasilkan harus benar-benar stabil.
3)
Fungsi
Spektrofotometer
Fungsi alat
spektrofotometer dalam laboratorium adalah mengukur transmitans atau absorbansi
suatu sampel yang dinyatakan dalam fungsi panjang gelombang.
4)
Jenis-jenis
Spektrofotometer
Spektrofotometer
terbagi menjadi 2 jenis, yaitu :
a)
Spektrofotometer
single-beam
Spektrofotometer single-beam adalah pemberian cahaya yang hanya melewati
satu arah sehingga nilai yang diperoleh hanya nilai absorbansi larutan yang
dimasukkan.
b)
Spektrofotometer
Double-Beam
Spektrofotometer Double-Beam
adalah adalah pemberian cahaya dapat terbagi dua dengan adanya chopper, satu
sinar melewati blanko dan satu sinar lagi melewati larutan. Nilai blanko dan
nilai larutan yang diinginkan dapat diukur langsung bersamaan dalam proses yang
sama.
5)
Macam-macam
Spektrofotometer
Spektrofotometer trdiri dari
beberapa jenis berdasar sumber cahaya yang digunakan. Diantaranya adalah
sebagai berikut :
·
Spektrofotometer Vis ( Visible )
·
Spektrofotometer UV
·
Spektrofotometer UV-VIS
·
Spektrofotometer
Inframerah
6)
Kuvet
Kuvet adalah tabung yang digunakan dalam analisa dengan
spektrofotometer. Kuvet terbagi menjadi 2, yaitu :
1.
Kuvet permanen (
terbuat dari gelas atau leburan silica ). Kuvet dari leburan silica dapat
digunakan dengan panjang gelombang 190-1100 nm. Sedangkan kuvet dari gelas
digunakan dengan panjang gelombang 380-1100 nm.
2.
Kuvet disposable (
dari plastic atau Teflon ).
7)
Blanko
Larutan blanko
adalah larutan tidak berisi analit. Larutan blanko biasanya digunakan dengan
tujuan kalibrasi sebagai pembanding dalam analisis fotometer. Larutan blanko
dapat terbagi menjadi 3, yaitu :
-
Kalibrasi blanko (
larutan yang digunakan untuk membuat titik nol konsentrasi dari grafik
kalibrasi. Larutan ini hanya berisi pengencer dugunakan untuk membuat larutan
standar ).
-
Reagent blanko (
Larutan berisi reagent yang digunakan untuk melarutkan sampel, pembacaan
absorbansi untuk larutan ini biasanya dukurangi dari pembacaan sampel ).
-
Metode blanko (
Larutan yang sama dengan sampel, ditambah dengan reagen yang sama, mengalami
kontak dengan alat yang sama dan diperlakukan dengan prosedur yang sama ).

8)
Cara
Menggunakan Spektrofotometr U-1800
Double-Beam
-
Tekan F1 pilih “ Load Standard “
-
Tekan panah atau
pilih analisa yang di inginkan
-
Tekan enter
-
Tekan F3 pilih : “Mesr Screan “
-
Masukkan blank
kemudian tekan “ Auto Zerro “
-
Masukkan sampel “
yang depan blank dan yang belakang untuk sampel “
-
Tekan “Star” ( Lakukan sesuai jimlah sampel ).
3.2 Silika
3.2.1 Pengertian Silika
Silikon (Latin:
silicium) merupakan unsur kimia yang mempunyai simbol Si dan
nomor atom 14. Ia merupakan unsur kedua paling berlimpah setelah oksigen di
dalam kerak Bumi, mencapai hampir 25.7% . Unsur kimia ini ditemukan oleh Jons
Jakob Berzelius. Terdapat dialam dalam bentuk tanah liat, granit, kuartza dan
pasir, kebanyakan dalam bentuk silikon dioksida (dikenal sebagai silika) dan
dalam bentuk silikat.
Silikon adalah
polimer nonorganik yang bervariasi, dari cairan, gel, karet, hingga sejenis
plastik keras. Beberapa karakteristik khusus silikon: tak berbau, tak berwarna,
kedap air, serta tak rusak akibat bahan kimia dan proses oksidasi, tahan dalam
suhu tinggi, serta tidak dapat menghantarkan listrik.
Silikon dioksida atau
silika adalah salah satu senyawaan kimia yang paling umum. Silika murni
terdapat dalam dua bentuk yaitu kuarsa dan kristobalit. Silikon selalu terikat
secara tetrahedral kepada empat atom oksigen, namun ikatan-ikatannya mempunyai
sifat yang cukup ionik.. Dalam kristobalit, atom-atom silikon ditempatkan
seperti halnya atom-atom karbon dalam intan dengan atom-atom oksigen berada di
tengah dari setiap pasangan. Dalam kuarsa terdapat heliks sehingga terbentuk
kristal enansiomorf. Kuarsa dan kristobalit dapat saling dipertukarkan apabila
dipanaskan. Proses ini lambat karena dibutuhkan pemutusan dan pembentukan
kembali ikatanikatan dan energi pengaktifannya tinggi. Silika relatif tidak
reaktif terhadap Cl2, H2, asam-asam dan sebagian besar logam pada suhu 25oC
atau pada suhu yang lebih tinggi, tetapi dapat diserang oleh F2, HF aqua,
hidroksida alkali dan leburan-leburan karbonat.
Silika relatif tidak
reaktif terhadap Cl2, H2, asam-asam dan sebagian besar logam pada suhu 25oC
atau pada suhu yang lebih tinggi, tetapi dapat diserang oleh F2, HF aqua,
hidroksida alkali dan leburan-leburan karbonat.
Bentuk-bentuk silika
merupakan beberapa struktur kristal yang penting bukan saja karena silika
merupakan zat yang melimpah dan berguna, tetapi karena strukturnya (SiO4)
adalah unit yang mendasar dalam kebanyakan mineral.
3.2.2 Analisis Sifat-sifat Kimia dan Fisika
1. Sifat Fisika
Konfigurasi
|
[Ne] 3
S23P2
|
Nama IUPAC
|
Silikon Dioksida
|
Nama lain
|
Kuarsa, silika, silikat dioksida,
silicon (IV) oksida
|
Rumus molekul
|
SiO2
|
Fase
|
Solid
|
Titik leleh
|
1687 K (14100 C, 5909 0F)
|
Titik didih
|
3538 K (2355 0C, 5909 0F)
|
Distribusi Elektron
|
8,2
|
Energi Pengionan, eV/atm
|
8,2
|
Jari-jari kovalen atom
|
790 (1,17A0)
|
Jari-jari ion
|
0,41 (Si4+)
|
Keelektronegatifan
|
1,8
|
Berat atom standar
|
28,085 g.mol-1
|
Bahan beku
|
50,21 KJ.mol-1
|
Kapasitas bahan
|
(250C) 19,789 J.mol.K-1
|
Bahan penguapan
|
359 KJ.mol-1
|
Energi ikat diri, KJ mol-1
|
210-250
|
2. Sifat Kimia
silikon ikatan
kristal dan padatan silikon
Mineral silika mempunyai berbagai sifat kimia antara
lain sebagai berikut :
a. Reaksi Asam
Silika relatif tidak reaktif terhadap asam kecuali terhadap
asam hidrofluorida dan asam phospat.
SiO2(s) + 4HF(aq) → SiF4(aq) + 2H2O(l) (Vogel,
1985:376)
Dalam asam berlebih reaksinya adalah:
SiO2 + 6HF → H2[SiF6](aq) + 2H2O(l)
(Vogel, 1985:376)
b. Reaksi basa
Silika
dapat bereaksi dengan basa, terutama dengan basa kuat, seperti dengan
hidroksida alkali.
SiO2(s) + 2NaOH(aq) → Na2SiO3 + H2O
(Vogel,1985:374)
Secara komersial, silika dibuat dengan mencampur
larutan natrium silikat dengan suatu asam mineral. Reaksi ini menghasilkan
suatu dispersi pekat yang akhirnya memisahkan partikel dari silika terhidrat,
yang dikenal sebagai silika hidrosol atau asam silikat yang kemudian
dikeringkan pada suhu 110°C agar terbentuk silika gel. Reaksi yang terjadi :
Na2SiO3(aq) + 2HCl(aq) → H2SiO3(l)
+ 2NaCl(aq)
H2SiO3(s) SiO2.H2O(s)
Senyawa kimia silikon dioksida, juga dikenal sebagai
silika (dari silex Latin), adalah oksida silicon dengan rumus kimia SiO2. Telah
dikenal sejak jaman dahulu karen kekerasannya. Silika ini paling sering
ditemukan di alam sebagai pasir atau kuarsa, serta di dinding sel diatom.
Silika diproduksi dalam beberapa bentuk termasuk leburan kuarsa, kristal,
silica kesal (atau silica pyrogenic, merek dagang Aerosil atau Cab-O-Sil),
silika koloid, gel silika,dan Aerogel.
SiO2 memiliki sejumlah bentuk Kristal yang berbeda
(polimorf) selain bentuk – bentuk amorf. Dengan pengecualian stishovite dan
silica berserat, semua bentuk Kristal melibatkan unit SiO4 tetrahedral
dihubungkan oleh vektor bersama pada pengaturan yang berbeda. Silikon – oksigen
panjang ikatan bervariasi antara bentuk Kristal yang berbeda, misalnya dalam α
– kuarsa panjang obligasi adalah 161 pm, sedangkan di α – tridimit itu di 154 –
171 pm jangkauan. Sudut Si – O – Si juga bervariasi antara nilai rendah 140° α
– tridimit, sampai 180° pada β – tridimit. Pada α – kuarsa sudut Si – O – Si
adalah 144°.
Dalam kapasitasnya sebagai bahan tahan api, itu
berguna dalam bentuk serat sebagai kain perlindungan termal suhu tinggi. Dalam
kosmetik, hal ini berguna untuk sifat cahaya menyebar dan serap alami. Silika koloid
digunakan sebagai age jusanggur dan denda. Dalam produk farmasi, silica bantu
aliran bubuk saat tablet terbentuk. Akhirnya, ia digunakan sebagai senyawa
peningkatan termal di industripanas sumber tanah pompa.
Silika berserat memiliki struktur yang serupa dengan
SiS2 etrahedra SiO4 tepi – sharing. Stishovite, bentuk tekanan yang lebih
tinggi, sebaliknya memilikirutil seperti struktur di mana silicon adalah 6
koordinat. Kepadatan stishovite adalah 4,287 g/cm3, yang membandingkan untuk α
– kuarsa, yang terpadat dari bentuk – bentuk tekanan rendah, yang memiliki
kerapatan 2,648 g/cm3. Perbedaan densitas dapat berasal dari peningkatan
koordinasi sebagai enam panjang terpendek ikatan Si – Odalam stishovite (empat
panjang ikatan Si – O dari 176 pm dan dua orang 181 pm) lebih besar dari
panjang ikatan Si – O (161 pm) dalam α – kuarsa. Alam koordinasi meningkatkan
iconicity ikatan Si – O.
Tapi yang lebih penting adalah pengamatan bahwa
setiap penyimpangan dari standar parameter ini merupakan perbedaan mikrostruktur
atau variasi yang merupakan pendekatan ke vitreous, amorfatau kaca padat.
Pembentukan oksida sebagai dielektrik untuk mencegah
masuknya ketidakmurnian ke dalam bagian yang tidak dikehendaki, dipergunakan
lapisan SiO2. Efek dielektrik pada difusi ketidakmurnian terjadi bila konstanta
difusi dari ketidakmurnian dalamSiO2 sangat kecil. Dengan demikian, konsentrasi
atom ketidakmurnian pada permukaan sangat cepat menurun, karena adanya gejala
pengasingan (segregasi) pada perbatasan SiO2-Si maka konsentrasi ketidakmurnian
pada permukaan Si sangat rendah.
Film tipis silica tumbuh pada wafer silicon melalui
metode oksidasi termal bias sangat bermanfaat dalam mikroelektronik, di mana
mereka bertindak sebagai isolator listrik dengan stabilitas kimia tinggi. Dalam
aplikasi listrik, dapat melindungi silikon, biayatoko, blok saat ini, dan
bahkan bertindak sebagai jalur terkontrol untuk membatasialiran arus.
3.2.3 Karakteristik Silika
Atom silikon
seperti halnya atom karbon, dapat membentuk empat ikatan secara serentak
silikon dalam susunan petrahedral, unsur Si mengkristal dengan struktur kubus
pusat muka (fcc) seperti intan, silikon bersifat semi konduktor. Dalam siloka
SiO2, setiap atom Si terikat pada empat atom O dan tiap atom O
terikat pada dua atom Si. Susunan struktur tersebut membentuk jaringan yang
sangat besar, yaitu struktur kristal kovalen raksasa (seperti intan). Kuarsa
mempunyai titik leleh tinggi dan bersifat insulator. Kuarsa merupakan bentuk
umum untuk silika namun, sesungguhnya bentuk-bentuk silika lain banyak,
sehingga umumnya disebut mineral silika. Sebagian besar silika tidak larut
dalam air. Hanya silikat dari logam alkali yang dapat diperoleh sebagai senyawa
yang larut dalam air. Sifat umum dari mineral silikat adalah kekomplekan anion
silikatnya, namun struktur dasarnya merupakan tetrahedral sederhana dari empat
atom O disekitar atom pusat Si, tetrahedral ini dapat berupa:
· Unit terpisah
· Bergabung menjadi rantai atau cincin dari 2,3,4 atau 6
gugus
· Bergabung membentuk rantai tunggal yang panjang atau
rantai ganda
· Tersusun dalam lembaran
· Terikat menjadi kerangka tiga dimensi
SiO44-(aq)
+ 4H+(aq) → Si(OH)4(aq)
3.2.4 Reaktifitas silika dan senyawanya
Kereaktifan silikon sama halnya dengan boron dan
karbon yaitu sangat tak reaktif pada suhu biasa. Bila mereka bereaksi, tak ada
kecendrungan dari atom-atom mereka untuk kehilangan elektron-elektron terluar
dan membentuk kation sederhana, seperti B3+, C4+ dan Si4+.
Ion-ion kecil ini akan mempunyai rapatan muatan begitu tinggi, sehingga
eksistensinya tidaklah mungkin. Namun atom-atom ini biasanya bereaksi dengan
persekutuan antara elektron merekamembentuk ikatan kovalen. Bila dipanaskan
dalam udara, unsur-unsur itu bereaksi dengan oksigen dalam reaksi pembakaran
yang sangat eksotermik untuk membentuk oksida B2O3, CO2
dan SiO2,Ketiga oksida ini bersifat asam.
SiO2
pada hakikatnya tidak reaktif dengan air pada suhu-suhu biasa. Namun dua asam
silikat sederhana adalah asam ortosilikat, H4SiO4 dan
asam metasilikat, H2SiO3- Kedua senyawa ini praktis tak
larut dalam air, tetapi mereka bereaksi dengan basa, contohnya
H4SiO4(s)
+ 4NaOH(aq) → Na4SiO4(aq) + 4H2O(aq)
Bila kering
sebagian (parsial), asam silikat disebut gel silika (suatu bahan yang agak
mirip dengan garam batuan, NaCl). Dalam bentuk ini, ia mempunyai kapasitas
menyerap yang besar terhadap uap air, belerang dioksida, asam nitrat, benzena
dan zat-zat lain. Ia digunakan secara luas sebagai bahan untuk menghilangkan
kelembaban dalam wadah-wadah kecil.
3.2.5 Kegunaan Silika dan senyawa Silikon
1. Penggunaan
penting silika
Penggunaan
penting dari silikon adalah dalam pembuatan transistor, chips, komputer dan sel
surya. Untuk tujuan itu diperlukan silikon ultra murni. Silikon juga digunakan
dalam berbagai jenis alise dengan besi (baja). Sedangkan senyawa silikon
digunakan dalam industri. Silica dan silikat digunakan untuk membuat gelas,
keramik, porselin dan semen.
Larutan pekat
natrium silikat (Na2SiO3), suatu zat padat amorf yang
tidak berwarna, yang disebut water glass, digunakan untuk pengawetan telur dan
sebagai perekat, juga sebagai bahan pengisi (fillir) dalam detergent.
Silikon karbida
(SiC), merupakan zat padat yang sangat keras digunakan untuk ampelas (abrasive)
dan pelindung untuk pesawat ulang alik terhadap suhu yang tinggi sewaktu
kembali kebumi. Silica gel, suatu zat padat amorf yang sangat berfori, dibuat
dengan melepas sebagian air dari asam silikat (H2SiO3)
atau (SiO2H2O). silica gel bersifat higroskopis (mengikat
air) sehingga digunakan sebagai pengering dalam berbagai macam produk.
Bahan-bahan
yang mengandung silikon yang dikenal baik
a)
Keramik.
b)
Semen
c)
Kaca
d)
Silikon
e)
Zeolit
3.3
Air
Air adalah senyawa yang
penting bagi semua bentuk kehidupan yang
diketahui sampai saat ini di Bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi
hampir 71% permukaan Bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330
juta mil³) tersedia di Bumi. Air sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada
lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat
hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es. Air dalam
objek-objek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu:
melalui penguapan, hujan, dan aliran
air di atas permukaan tanah (runoff, meliputi mata air, sungai, muara) menuju laut. Air bersih
penting bagi kehidupan manusia.
Untuk mendapatkan air tawar dari air laut bisa dilakukan dengan cara osmosis terbalik, yaitu suatu proses penyaringan air
laut dengan menggunakan tekanan dialirkan melalui suatu membran saring. Sistem
ini disebut SWRO (Seawater Reverse
Osmosis) dan banyak digunakan pada kapal laut atau instalasi air bersih di
pantai dengan bahan baku air laut.
Di banyak tempat di dunia terjadi kekurangan persediaan air. Selain di Bumi,
sejumlah besar air juga diperkirakan terdapat pada kutub utara dan
selatan planet Mars, serta pada
bulan-bulan Europa dan Enceladus. Air dapat
berwujud padatan (es), cairan (air) dan gas (uap air).
Air merupakan satu-satunya zat yang secara alami terdapat di permukaan Bumi
dalam ketiga wujudnya tersebut.[6] Pengelolaan
sumber daya air yang kurang baik dapat menyebakan kekurangan air, monopolisasi
serta privatisasi dan bahkan menyulut konflik.[7] Indonesia
telah memiliki undang-undang yang mengatur sumber daya air sejak tahun 2004,
yakni Undang Undang nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air
3.3.1
Sifat-sifat kimia dan fisika
1.
Sifat Kimia
Air adalah senyawa kimia dengan rumus kimia
H2O, artinya satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat
secara kovalen pada satu atom oksigen. Air mempunyai sifat tidak berwarna,
tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa
(1 bar) dan suhu 273,15 K (0 oC). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang
penting karena mampu melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam, gula,
asam, beberapa jenis gas dan senyawa organik (Scientist N., 2010). Atom oksigen
memiliki nilai keelektronegatifan yang sangat besar, sedangkan atom hidrogen
memiliki nilai keelektronegatifan
paling kecil diantara unsur-unsur bukan logam. Hal ini selain menyebabkan sifat
kepolaran air yang besar juga menyebabkan adanya ikatan hidrogen antar molekul
air. Ikatan hidrogen terjadi karena atom oksigen yang terikat dalam satu
molekul air masih mampu mengadakan ikatan dengan atom hidrogen yang terikat
dalam molekul air yang lain. Ikatan hidrogen inilah yang menyebabkan air
memiliki sifat-sifat yang khas. Sifat-sifat khas air sangat menguntungkan bagi
kehidupan makhluk di bumi (Achmad, 2004). Hal sama dikemukakan oleh Dugan
(1972), Hutchinson (1975) dan Miller (1992) yang menyatakan bahwa air memiliki
beberapa sifat khas yang tidak dimiliki oleh senyawa kimia lain. Diantara
sifat-sifat tersebut adalah : Air memiliki titik beku 0 oC dan titik didih 100
oC (jauh lebih tinggi dari yang diperkirakan secara teoritis), sehingga pada
suhu sekitar 0 oC sampai 100 oC yang merupakan suhu yang sesuai untuk
kehidupan, air berwujud cair. Hal ini sangat menguntungkan bagi makhluk hidup,
karena tanpa sifat ini, air yang terdapat pada jaringan tubuh makhluk hidup
maupun yang terdapat di laut, sungai, danau dan badan perairan yang lain
mungkin ada dalam bentuk gas ataupun padat. Sedangkan yang diperlukan dalam
kehidupan adalah air dalam bentuk cair.
Air
memiliki perubahan suhu yang lambat. Sifat ini merupakan penyebab air sebagai
penyimpan panas yang baik, sehingga makhluk hidup terhindar dari ketegangan
akibat perubahan suhu yang mendadak. Suhu lingkungan akan terjaga tetap sesuai
dengan kondisi yang dibutuhkan untuk kehidupan. Air mampu melarutkan berbagai
jenis senyawa kimia, sehingga disebut sebagai pelarut universal. Sifat ini
memungkinkan terjadinya pengangkutan nutrien yang larut ke seluruh jaringan
makhluk hidup dan pengeluaran bahan-bahan toksik yang masuk ke dalam jaringan
tubuh makhluk hidup. Air memiliki tegangan permukaan yang tinggi. Sifat ini
mengakibatkan air dapat membasahi suatu bahan secara baik. Hal ini juga dapat
mendukung terjadinya sistem kapiler, yaitu kemampuan untuk bergerak dalam pipa
kapiler. Keuntungan dari adanya sistem kapiler dan sifat sebagai pelarut yang
baik menyebabkan air dapat membawa nutrien dari dalam tanah ke dalam jaringan
tumbuhan (akar, batang dan daun). Air merupakan satu-satunya senyawa yang
mengembang ketika membeku. Hal ini mengakibatkan densitas es lebih rendah
daripada air, sehingga es akan mengapung di atas air. Keuntungan yang diperoleh
dari sifat ini adalah kehidupan organisme akuatik pada daerah beriklim dingin
tetap berlangsung, karena air yang membeku hanya ada di permukaan perairan
saja.
2.
Sifat Fisika
Informasi dan sifat-sifat
|
|
air
|
|
Nama
alternatif
|
aqua,
dihidrogen monoksida,
Hidrogen hidroksida |
H2O
|
|
18.0153
g/mol
|
|
0.998
g/cm³ (cariran pada 20 °C)
0.92 g/cm³ (padatan) |
|
100 °C
(373.15 K) (212 °F)
|
|
4184
J/(kg·K) (cairan pada 20 °C)
|
|
Air
adalah substansi kimia dengan rumus
kimia H2O: satu molekul air
tersusun atas dua atom
hidrogen
yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air
bersifat tidak berwarna,
tidak berasa dan
tidak berbau pada
kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) and temperatur
273,15 K (0 °C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang
penting, yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya,
seperti garam-garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul
organik.
Keadaan
air yang berbentuk cair merupakan suatu keadaan yang tidak umum dalam kondisi
normal, terlebih lagi dengan memperhatikan hubungan antara hidrida-hidrida lain
yang mirip dalam kolom oksigen pada tabel
periodik, yang mengisyaratkan bahwa air seharusnya berbentuk gas,
sebagaimana hidrogen sulfida. Dengan memperhatikan tabel
periodik, terlihat bahwa unsur-unsur yang mengelilingi oksigen adalah nitrogen, flor, dan fosfor, sulfur dan klor. Semua
elemen-elemen ini apabila berikatan dengan hidrogen akan menghasilkan gas pada
temperatur dan tekanan normal. Alasan mengapa hidrogen berikatan dengan oksigen
membentuk fase berkeadaan cair, adalah karena oksigen lebih bersifat
elektronegatif ketimbang elemen-elemen lain tersebut (kecuali flor).
Tarikan
atom oksigen pada elektron-elektron ikatan jauh lebih kuat daripada yang
dilakukan oleh atom hidrogen, meninggalkan jumlah muatan positif pada kedua
atom hidrogen, dan jumlah muatan negatif pada atom oksigen. Adanya muatan pada
tiap-tiap atom tersebut membuat molekul air memiliki sejumlah momen dipol. Gaya
tarik-menarik listrik antar molekul-molekul air akibat adanya dipol ini membuat
masing-masing molekul saling berdekatan, membuatnya sulit untuk dipisahkan dan
yang pada akhirnya menaikkan titik didih air. Gaya tarik-menarik ini disebut
sebagai ikatan hidrogen.
Air
sering disebut sebagai pelarut universal karena air melarutkan banyak
zat kimia. Air berada dalam kesetimbangan dinamis antara fase cair dan padat di bawah
tekanan dan temperatur standar. Dalam bentuk ion, air dapat dideskripsikan
sebagai sebuah ion hidrogen (H+)
yang berasosiasi (berikatan) dengan sebuah ion hidroksida (OH-).
Berikut
adalah tetapan fisik air pada temperatur tertentu:
0o
|
20o
|
50o
|
100o
|
|
Massa
jenis (g/cm3)
|
0.99987
|
0.99823
|
0.9981
|
0.9584
|
Panas
jenis (kal/g•oC)
|
1.0074
|
0.9988
|
0.9985
|
1.0069
|
Kalor uap
(kal/g)
|
597.3
|
586.0
|
569.0
|
539.0
|
|
termal
(kal/cm•s•oC)
|
1.39 × 10−3
|
1.40 × 10−3
|
1.52
× 10−3
|
1.63 × 10−3
|
|
permukaan
(dyne/cm)
|
75.64
|
72.75
|
67.91
|
58.80
|
|
(g/cm•s)
|
178.34×10−4
|
100.9 × 10−4
|
54.9 × 10−4
|
28.4 × 10−4
|
87.825
|
80.8
|
69.725
|
55.355
|
3.3.2
Karakteristik Air
A.
Karakteristik
fisika air
Karakteristik fisika air meliputi: kekeruhan, suhu,
warna, zat padat terlarut, bau dan rasa. Penyebab terjadinya kekeruhan dapat
berupa bahan organik maupun anorganik, seperti lumpur dan limbah industri. Suhu
air mempengaruhi jumlah oksigen terlarut. Makin tinggi suhu air, jumlah oksigen
terlarut makin rendah. Warna air dapat dipengaruhi oleh adanya organisme, bahan
berwarna yang tersuspensi dan senyawa-senyawa organik. Bau dan rasa dapat
disebabkan oleh adanya organisme dalam air seperti alga, juga oleh adanya gas
H2S hasil peruraian senyawa organik yang berlangsung secara anaerobik (Hanum,
F., 2002).
B.
Karakteristik kimia air
Karakteristik kimia air meliputi: pH,
DO (dissolved oxygent), BOD (biological oxygent demand), COD (chemical oxygent
demand), kesadahan dan senyawa kimia beracun.
Nilai pH air dapat mempengaruhi rasa
dan sifat korosi. Beberapa senyawa beracun lebih toksik dalam bentuk molekul
daripada dalam bentuk ion, yang bentuk tersebut dipengaruhi oleh pH.
Dissolved Oxygen menunjukkan
jumlah oksigen yang terlarut dalam air. Oksigen terlarut berasal dari hasil
fotosintesa selain dari absorbsi atmosfer. Makin tinggi jumlah oksigen terlarut
mutu air makin baik.
Biology Oxygen Demand (BOD)
menunjukkan jumlah oksigen yang diperlukan oleh mikroorganisme untuk
menguraikan bahan organik dalam air secara biologi. Makin tinggi nilai BOD
menunjukkan tingginya jumlah bahan organik dan mutu air makin rendah. Chemical
Oxygen Demand (COD) menunjukkan jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk
menguraikan bahan organik dalam air secara kimia. Makin tinggi nilai COD
menunjukkan tingginya jumlah bahan organik dan mutu air makin rendah.
Kesadahan air mempengaruhi
efisiensi pemakaian sabun. Kesadahan air disebabkan oleh adanya garam-garam
kalsium dan magnesium yang terdapat dalam air. Adanya senyawa arsen meskipun
dalam jumlah yang kecil dapat merupakan racun bagi manusia (Hanum, F., 2002)..
BAB IV
TUGAS KHUSUS
4.1 Pembuatan Reagent – reagent Silika
4.1.1
Amino- 2 – Naphtol- 4- Sulfonic acid
1.
Menimbang 0,5 gram 1- Amino- 2 – Naphtol - 4 –
Sulfonic Acid.
2.
Menimbang 1 gram sodium sulfate
(natrium sulfat).
3.
Melarutkan kedua bahan tersebut
didalam beaker glass hingga volume 50 ml.
4.
Menimbang 30 gram sodium hydrogen
sulfate (sodium bisulfate), kemudian dilarutkan dalam beaker glass hingga
volume 100 ml.
5.
Mencampur ketiga bahan tersebut
kedalam beaker glass, lalu diaduk.
6.
Menambahkan air demin kedalam beaker
glass tersebut hingga volume 200 ml.
7.
Menyimpan larutan tersebut didalam
wadah yang berwarna gelap (jika larutan tidak dipakai simpan didalam kulkas)
4.1.2
Ammonium Molybdate (75 g/L)
1)
Menimbang 7,5 gram ammonium
molybdate.
2)
Larutkan dengan air demin hingga
volume 100 ml, lalu diaduk menggunakan alat MIXER
MD-401
3)
Menuangkan larutan kedalam wadah
penyimpanan khusus untuk reagent silika.
4.1.3
Hydrochloric Acid (HCl) 1:1
1)
Memipet 100 ml HCl pekat
2)
Melarutkan 100 ml HCl pekat kedalam
beaker glass dengan air demin 100 ml.
3)
Menuangkan larutan kedalam wadah
penyimpanan khusus untuk reagent silika.
4.1.4
Oxalic Acid (100 g/L)
1)
Menimbang 10 gram oxalic acid
2)
Melarutkan oxalic acid didalam beaker
glass dengan air demin hingga volume 100 ml.
3)
Mengaduk larutan tersebut dengan
menggunakan alat MIXER MD-401
4)
Menuangkan larutan kedalam wadah
penyimpanan khusus reagent silika.
4.2
Fungsi - Fungsi Reagent Silika
Ø Hydrochloric Acid (HCl) 1:1
Berfungsi
sebagai pemberi suasana asam pada sampel dan blanko (air demin). Selain itu HCl 1:1 dapat
memisahkan ikatan-ikatan Silica pada ikatan-ikatan yang mengikatnya.
Ø Ammonium Molybdate 7,5%
Berfungsi sebagai
langkah awal perubahan warna pada sampel yang mengandung banyak silika. Ammonium Molybdate juga untuk
mengikat Silica.
Ø Oxalic Acid 10%
Berfungsi
sebagai pereduksi senyawa larutan agar silika yang terdapat didalam sampel bisa
seimbang atau sama.
Ø 1-Amino-2-Naphtol-4-Sulfonic Acid
Berfungsi
sebagai pemberi warna akhir (biru)/ memperjelas warna larutan yang mengandung
banyak silika didalamnya.
4.3 Pelaksanaan Analisa
4.3.1
Prinsip Dasar Analisa
Prinsip
analisa silica kali ini adalah silica yang terkandung pada air demin harus < 0,05 ppm, hal ini dikarenakan
silica bersifat mudah berkarak pada dinding-dinding pipa yang akan menghambat
jalannya proses, sehingga kandungan silica harus dikontrol dan tidak melebihi
range yang telah ditentukan.
4.3.2
Tujuan Analisa
Analisa
silica yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui besar kecilnya kadar silica
yang terkandung dalam air. Silika yang terkandung tidak boleh memiliki
konsentrasi melebihi target yang telah ditentukan yaitu < 0,05 ppm.
4.3.3
Alat-alat :
-
Pipet Volume 5 ml
-
Gelas Beker 50 ml
-
Beaker polythilene
-
Pipet Ukur
-
Spektrofotometer Dengan panjang gelombang 810 nm
-
Botol semprot
-
Kuvet 10 mm
4.3.4
Bahan
-
Sampel Demin Water PP I & PP II
-
Reagent HCl 1:1
-
Reagent Ammonium Molybdate
-
Reagent Oxalic Acid
-
1-Amino-2-Napthol-4-Sulfonic Acid
4.3.5
Cara Kerja
1)
Pipet 50 sampel dan 50 ml blanko, masukkan kedalam beaker polythylene.
2)
Tambahkan 1 ml Hydrochloric Acid 1:1 dan 2 ml Ammonium Molybdate.
3)
Aduk larutan teersebut dan diamkan selama 5 menit.
4)
Tambahkan 1,5 ml Oxalic Acid, aduk dan diamkan selama 1 menit
5)
Tambahkan 2 ml
1-Amino-2-Napthol-4-Sulfonic Acid, aduk dan diamkan selama 5 menit
6)
Ukur konsentrasi Silica dengan alat Spektrofotometer pada 810 nm dengan
kuvet 10 mm
4.4
Larutan Standar
Silika
Larutan standar atau larutan baku adalah
larutan yang diketahui konsentrasinya secara pasti sehingga bisa dipakai untuk
menetapkan konsentrasi larutan lainnya.
Larutan
ini bisa dibuat dengan menimbang secara teliti zat yang disebut standar primer. Zat ini harus mempunyai
sifat stabil dan tidak higroskopis.
Cara
Pembuatan Larutan Standar untuk Analisa Silika :
1.
Timbang secara teliti
Sodium Metasilicate ( Na2SiO3.9H2O )
Sebelum ditimbang
hitung berapa gram yang dibutuhkan dengan rumus :



Jadi timbang 0,503 gram
( Na2SiO3.9H2O )
2.
Larutkan dalam 1 Liter air atau setara dengan 1000 ml
dalam 100 ppm.
3.
Kemudian buat larutan deret standar 1.0; 2.0; 3.0; 4.0;
dan 5.0; ppm.
Dengan rumus pengenceran dari larutan standar 100 ppm
-



= 1 ml
-




-


= 3 ml
-



-


4.
Kemudian setelah
mengetahui volume yang dipipet untuk membuat lerutan deret standar 1.0; 2.0;
3.0; 4.0; dan 5.0; ppm didalam 100 mL.
5.
Setelah semuanya
telah selesai maka lakukan penyetelan standar Silica dialat Spektrofotometer.
Dengan cara sebagai berikut :
-
Pertama pilih “ Wavelength Scan :
-
Kemudian pilih “ Parameter Stup “
-
Atur
·
Start WL ( nm ) 800
·
Upper Scala 3.000
·
Lower Scala 0.000
·
Scan Speed 400
·
Initral dalay 0
·
Sycle Number 1
·
Sycle Time 0
6.
Setelah alat Spektrofotometer disetel, kemudian lakukan
pengukuran panjang gelomabang dan nilai absorban dari masing-masing larutan
deret standar.
BAB V
DATA DAN PEMBAHASAN
5.1 Data
5.1.1 Grafik Analisa Silica Pada Sampel Air Demin PP I

5.1.2 Grafik Analisa Silica Pada Sampel Air Demin
PP II

5.1.3 Tabel Analisa Silica Pada Sampel Air Demin PP
I
No
|
Analisa Ke-
|
Target
|
Konsentrasi
|
1
|
1
|
< 0.05
|
0,01
|
2
|
2
|
< 0.05
|
0,01
|
3
|
3
|
< 0.05
|
0,024
|
4
|
4
|
< 0.05
|
0,018
|
5
|
5
|
< 0.05
|
0,01
|
6
|
6
|
< 0.05
|
0,01
|
7
|
7
|
< 0.05
|
0,021
|
8
|
8
|
< 0.05
|
0,05
|
9
|
9
|
< 0.05
|
0,047
|
10
|
10
|
< 0.05
|
0,021
|
5.1.4 Tabel Analisa Silica Pada Sampel Air Demin PP II
No
|
Analisa Ke-
|
Target
|
Konsentrasi
|
1
|
1
|
< 0.05
|
0,02
|
2
|
2
|
< 0.05
|
0,02
|
3
|
3
|
< 0.05
|
0,03
|
4
|
4
|
< 0.05
|
0,012
|
5
|
5
|
< 0.05
|
0,02
|
6
|
6
|
< 0.05
|
0,05
|
7
|
7
|
< 0.05
|
0,01
|
8
|
8
|
< 0.05
|
0,02
|
9
|
9
|
< 0.05
|
0,03
|
10
|
10
|
< 0.05
|
0,02
|
5.2 Pembahasan
Analisa Silica dalam air ( Utility ) bertujuan untuk mengetahui besar kecilnya kadar silica
yang terkandung dalam air. Silica yang terkandung dalam air tidak boleh
memiliki konsentrasi yang besar. Hal ini dikarenakan silica bisa menimbulkan
kerak pada pipa-pipa boiler yang dapat menyumbat proses produksi steam.
Kandungan Silika (SiO2). Silika dapat larut pada air dan uap
pada tekanan dan suhu tinggi. Silika dapat menyebabkan deposit (kerak) tipis
yang sulit di hilangkan di pipa-pipa boiler dan pipa uap. Hal tersebut dapat
mengakibatkan pemanasan yang terlokalisasi, sehingga perpindahan panas yang
terjadi tidak optimal. Silika yang terbawa uap akan mengendap pada suhu rendah
di blade turbin sehingga turbin terrsumbat dan berkurang efisiensinya. Silika
dapat di hilangkan cara distilasi, demineralisasi, dan blowdown.
Silika
bersifat tidak larut dalam air maupun asam dan biasanya berada dalam bentuk
koloid. Silika terdapat pada hampir semua batuan dan mudah mengalami pelapukan
Kandungan
silica dalam air umpan boiler harus diperhatikan untuk mencegah menurunnya
kemurnian steam yang dihasilkan karena terbawanya silica bersama steam yang terbentuk, silica dapat
menyebabkan kerak pada dinding pipa boiler dan pipa air pendingin, dapat
menguap dan mengendap di blade turbin. Kandungan silica dalam air umpan boiler
terutama air demin tidak lebih dari range yang telah ditentukan yaitu <
0,05. Sifat silica yang mudah berkarak dan sulit dihilangkan dapat dikurangi
kadarnya dengan menambahkan ion PO4 ( Poapat ). Reaktif bahan kimia
terhadap silica pada proses dan menghambat jalannya proses.
Nilai
pH pada air umpan boiler dan air pendingin penting untuk diperhatikan untuk
mencegah terjadinya korosi dan terkikisnya dinding-dinding pipa pada aliran
proses.
Langkah-langkah
analisa silica dalam air, yaitu memipet 50 ml sampel dan 50 ml blanko kemudian
masukkan kedalam gelas kimia. Namun, pada beberapa sampel PP II seperti
pengenceran 10x ( 5 ml ditambahkan dengan 45 ml air demin ) terlebih dahulu
belum ditambah reagent, hal ini bertujuan untuk mengurangi kepekatan warna pada
sampel. Bila warna terlalu pekat saat perhitungan konsentrasi silica didalam
alat spektrofotometer tidak dapat dibaca, karena alat yang bekerja hanya
mengukur silica dengan konsentrasi kecil dan daya serap ( Absorbansi ) yang
tidak melebihi batas. Ditambah HCl (1:1) sebagai pemberi suasana asam dan
ditambah 2 ml ammonium molybdate sebagai langkah awal perubahan warna pada
sampel yang mengandung banyak silica ( terjadi perubahan warna dari warna
bening menjadi kuning ) dan sebagai pembentuk senyawa kompleks. Aduk sampel
kemudian dibiarkan selama 5 menit, hal ini bertujuan untuk memberi waktu
bereaksi pada sampel. Ditambah asam oksalat 1,5 ml ( pada sampel yang berwarna
kuning jelas berubah warna menjadi kuning keruh ) sebagai pereduksi senyawa
larutan agar silica yang terdapat didalam sampel bisa seimbang satu sama lain.
Aduk kembali sampel dan diamkan selama 1 menit, hal ini bertujuan untuk memberi
waktu bereaksipada sampel. Ditambahkan 2 ml 1-Amino-2-Napthol-4-Sulfonic Acid
sebagai pemberi warna akhir / memperjelas warna pada sampel yang mengandung
silica dan warna yang dihasilkan adalah warna biru. Aduk dan biarkan 5 menit
yang bertujuan untuk memberi waktu bereaksi pada sampel. Ukur konsentrasi
silica dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 810 dan kuvet 10 mm.
BAB VI
PENUTUP
4.2
Kesimpulan
1)
Nilai sample air demin PP I yang diperoleh dari proses analisa
silika dalam air adalah 0,01 dan nilai minimum sample air demin PP II yang diperoleh adalah 0,01
2)
Nilai maksimum sample air proses PP I yang diperoleh dari proses analisa
silika dalam air demin adalah 0,05 dan nilai maksimum sample air demin PP II yang diperoleh adalah 0,05
3)
Nilai rata-rata sample air proses PP I yang diperoleh dari hasil analisa
silika dalam air adalah 0,0221 dan nilai rata-rata sample air proses PP II yang diperoleh adalah 0,0232
Selama proses analisa Silika dalam air selama
satu bulan, mulai dari tanggal 02 mei –27 mei 2016 untuk sample air proses PP I
tidak melebihi range < 0,05 dan untuk sample air proses PP II hanya 3 sample
yang melebihi range < 0,05.
4.3
Saran
Dari hasil analisa yang telah diperoleh
selama melakukan praktik dalam waktu kurang lebih 1 bulan tidak ada yang
melebihi target yang telah di tetapkan oleh perusahaan. Alat- alat yang
digunakan ada dalam proses analisa dan produksi disarankan agar tetap dijaga
dalam tingkat ketelitiannya.dan disarankan pula agar terus menjaga kondisi dan
kestabilan supaya tidak ada pengotor lagi yang masuk pada analisa dan produk.
4.3.1
Saran untuk perusahaan
Selama mengikuti praktik kerja industry di PT
SMI, saya banyak mendapatkan ilmu pengetahuan baru dan pemahaman yang lain
tentang teori yang telah saya dapat serta pengalaman yang tidak ternilai. Namun
diluar semua hal tersebut saya ingin memberikan saran kecil, yang insya Allah
dapat berguna untuk perkembangan SMI .
1)
Tingkatkan terus tali silahturahmi di lingkungan pabrik sehingga
terbentuk .suasana kekeluargaan dan keakraban antara karyawan.
2)
Perlu adanya peningkatan kapasitas produksi dengan membangun satu train
lagi dengan grade yang berbeda – beda
dari yang sudah ada sebelumnya agar dapat memenuhi permintaan konsumen yang
bermacam-macam.
3)
Memberika kesempata pada lulusan SLTA terutama SMK agar dapat diterima
bekerja di perusahaan guna mengurangi jumlah pengangguran yang ada di Kota
Cilegon.
7.2.2
Saran Untuk Sekolah
1.
diharapkan pihak sekolah khususnya bagian HUMAS & HUBIN supaya dapat
mengadakan jalinan kerjasama lebih banyak lagi dengan perusahaan lain agar
seluruh siswa dan siswi dapat menyesaikan PRAKERIN.
2.
Sebaiknya para pembimbing PRAKERIN di sekolah untuk selalu mengontrol
dan memberikan arahan – arahan yang musti dilakukan di industri agar peserta
PRAKERIN tidak melakukan kelalaian yang membuat nama Sekolah tercoreng di
tempat industri tersebut.
3.
Diharapkan kedepannya pihak Sekolah membuat program presentasi bagi
siswa yang telah melaksanakan PRAKERIN. Hal ini di maksudkan guna memacu
peserta PRAKERIN agar senantiasa bersungguh – sunggu melakukan praktik kerja
industri.
4.
Sering mengadakan kunjungan Industri ke beberapa perusahaan agar para
siswa lebih mengenal dunia Industri.
5.
Meningkatkan mutu pelajaran yang sesuai dengan proram keahlian Kimia
Industri.
6.
Melengkapi alat – alat Laboratorium, guna menunjang kegiatan praktikum.
7.2.3 Saran Untuk Teman – Teman
1.
PRAKERIN adalah kesempatan emas bagi kita yang mungkin belum bias
diperoleh dari orang lain. PRAKERIN harus dujadikan kesempatan untuk mengetahui
dunia kerja sesungguhnya, khususnya di Industri Kimia. Kesempatan ini hendaknya
dimanfaatkan semaksimal mungkin. Salah satu cara memaksimalkannya adalah dengan
cara aktif bertanya untuk mendapatkan informasi sebanyak mungkin mengenai
Industri tersebut.
2.
Patuhi dan taatilah peraturan yang ada di Industri dan patuhilah
perintah pembimbing sesungguhnya pembimbing sedang menilai kepatuhan kita
kepadanya.
3.
Berdasarkan pengalaman penyusunan hendaknya penyusun laporan PRAKERIN
secepatnya dilaksanakan meskipun hanya beberapa kata saja. Karena konsentrasi
dalam penyusunan laporan akan terbagi,jika ada tugas sekolah, mengikuti
Organisasi – organisasi ataupun Ekstrakulikuler.
DAFTAR PUSTAKA
Ridwan, Diktat
Keselamatan Kerja Dan Pencegahan Kecelakaan (Jakarta, 1995) hal. 26.
Milos Nedved,
Soemanto Imamkhasani, Fundamentals Chemical Safety And Major Hazard Control
(Jakarta, 1991) hal. 3 – 4.
Ridwan, Diktat Keselamatan Kerja Dan
Pencegahan Kecelakaan (Jakarta, 1995) hal. 35.
Milos Nedved, Soemanto Imamkhasani, Fundamentals
Chemical Safety And Major Hazard Control (Jakarta, 1991) hal. 57 – 69.
Bahan kimia
beracun dan gangguannya terhadap kesehatan dapat dilihat pada tabel 1. Ibid.,
hal. 150 – 151.
Milos Nedved, Soemanto Imamkhasani, Fundamentals
Chemical Safety And Major Hazard Control (Jakarta, 1991) hal. 67 – 68.
Milos Nedved, Soemanto Imamkhasani, Fundamentals
Chemical Safety And Major Hazard Control (Jakarta, 1991) hal. 179 – 185.
Ridwan, Diktat Keselamatan Kerja Dan
Pencegahan Kecelakaan (Jakarta, 1995) hal. 29 – 30.
Ridwan, Diktat
Keselamatan Kerja Dan Pencegahan Kecelakaan (Jakarta, 1995) hal. 30.
Ibid., hal. 28.
Ridwan, Diktat Keselamatan Kerja Dan
Pencegahan Kecelakaan (Jakarta, 1995) hal. 36 – 37.
Rosskam F., Chamicals In The Workplace
(Geneva, 1996) hal. 21 – 24.
Ridwan, Diktat
Keselamatan Kerja Dan Pencegahan Kecelakaan (Jakarta, 1995) hal. 27 – 28.
Safety
Department, Buku Panduan Safety (Banten, 2003) hal. 3 – 4.
(Austin,
G.T., 1996).

Tabel Analisa Silica Pada Sampel Air Demin PP I
No
|
Analisa Ke-
|
Target
|
Konsentrasi
|
1
|
1
|
< 0.05
|
0,01
|
2
|
2
|
< 0.05
|
0,01
|
3
|
3
|
< 0.05
|
0,024
|
4
|
4
|
< 0.05
|
0,018
|
5
|
5
|
< 0.05
|
0,01
|
6
|
6
|
< 0.05
|
0,01
|
7
|
7
|
< 0.05
|
0,021
|
8
|
8
|
< 0.05
|
0,05
|
9
|
9
|
< 0.05
|
0,047
|
10
|
10
|
< 0.05
|
0,021
|
Tabel Analisa Silica Pada Sampel Air Demin PP II
No
|
Analisa Ke-
|
Target
|
Konsentrasi
|
1
|
1
|
< 0.05
|
0,02
|
2
|
2
|
< 0.05
|
0,02
|
3
|
3
|
< 0.05
|
0,03
|
4
|
4
|
< 0.05
|
0,012
|
5
|
5
|
< 0.05
|
0,02
|
6
|
6
|
< 0.05
|
0,05
|
7
|
7
|
< 0.05
|
0,01
|
8
|
8
|
< 0.05
|
0,02
|
9
|
9
|
< 0.05
|
0,03
|
10
|
10
|
< 0.05
|
0,02
|
Daftar Gambar Alat
Laboratorium
No
|
Nama Alat
|
Gambar
|
||||
1
|
Spektrofotometer UV-2900 UV-VIS
|
![]() |
||||
2
|
Viscometer
|
![]() |
||||
3
|
Draying Oven
|
![]() |
||||
4
|
pH Meter
|
![]() |
||||
5
|
Automatic Water Destilatoin Apparatus
|
![]() |
||||
6
|
KF Coulometer
|
![]() |
||||
7
|
Oven
|
![]() |
||||
8
|
Leco S-144DR
|
![]() |
||||
9
|
Spektrofotometer UV-1800
|
![]() |
||||
10
|
Standar Turbidity
|
![]() |
||||
11
|
Turbiditimeter
|
![]() |
||||
12
|
Gas Chromatograph
GC-2014
|
![]() |
||||
13
|
Conductometer Seven Compact Benchtop Meters
|
![]() |
||||
14
|
Erlemeyer
|
|
||||
15
|
Gelas
beaker
|
|||||
16
|
Buret
|
|||||
17
|
Corong
Pisah
|
|||||
18
|
Labu
ukur leher panjang
|
|||||
19
|
Gelas ukur
|
|||||
20
|
Filler
(karet pengisap)
|
|||||
21
|
Pipet
Ukur
|
|||||
22
|
Pipet volume atau pipet gondok atau volumetrik
|
|||||
23
|
Pipet
Tetes
|
|||||
24
|
Indikator
universal
|
|||||
25
|
Botol
semprot
|
|||||
26
|
Lemari
asam
|
|||||
27
|
Naraca
analitic
.
|
|||||
28
|
Mikropipet
|
|||||
29
|
PH meter
|
|||||
30
|
Ozon
Generator
|
|||||
JURNAL PRAKTEK KERJA INDUSTRI
ANALISA KADAR SILIKA DALAM AIR
DENGAN SPEKTROFOTOMETER UV-VIS
Nama Industri :
PT.SMI (Stiryndo Mono Indonesia)
Waktu / Priode : 02 Mei s/d 27 Mei 2016
Alamat Industri : Kecamatan Puloampel,Kabupaten Serang
Nama Peserta :
Ernasari
Jurnal Kegiatan Praktek Kerja Industri ( PRAKERIN )
Sehari-hari
No
|
Hari
|
Tanggal
|
Jenis Kegiatan
|
1
|
Senin
|
02-05-2016
|
-
Pengenalan alat safety.
-
Pengarahan peraturan prusahaan.
-
Pengenalan alat-alat Lab.
-
Pengarahan hal-hal berbahaya.
|
2
|
Selasa
|
03-05-2016
|
-
Penjelasan bahan baku perusahaan
-
Belajar perhitungan Normalitas
-
Pengenalan alat-alat instrumen
-
Prosedur kerja
-
Belajar konsentrasi ppm
-
Belajar reaksi redoks
|
3
|
Rabu
|
04-05-2016
|
-
Konsentrasi
-
Alat instrumen
-
Penjelasan & melihat alat instrumen
-
Analisa Silica menggunakan spektrofotometer
-
Alat sulrur analist
|
4
|
Senin
|
09-05-2016
|
-
Analisa Silica
-
Tes pH, Conductivity, Turbidity
-
Belajar Asidi-Alkali
-
Standar Oksigen dalam air
-
Pembahasan kaca
|
5
|
Selasa
|
10-06-2016
|
-
Analisa Silica
-
Tes pH, Conductivity, Turbidity, Prosedur yang bener
-
Analisa COD
-
Jenis alat & kegunaan serta bahaya &
penggunaannya
|
6
|
Rabu
|
11-07-2016
|
-
Cara menggunakan GC
-
Praktik GC ( Gas Chromatoghraph )
-
Analisa Silica
-
Tes pH, Conductivity, Turbidity
-
Analisa TBC ( Tetra Buthyl catechol )
-
Analisa total Hardnes
-
Titrasi penentuan nitrit
|
7
|
Kamis
|
12-05-2016
|
-
Analisa Silica
-
Tes pH, Cinductivity, Turbidity
|
8
|
Jum’at
|
13-05-2016
|
-
Analisa COD
-
Analisa PH
-
Analisa Nitrit
-
Analisa Fe
|
9
|
Senin
|
16-05-2016
|
-
Analisa Silica
-
Analisa Nitrite
-
Tes pH, Coonductivity, Turbidity
-
Kegunaan PO4, SiO3, Fe
|
10
|
Selasa
|
17-05-2016
|
-
Analisa PH,Conduktivity, Turbidity
-
Analisa Silica
-
Analisa hidroquinone
-
Belajar titrasi COD
-
Mengulang materi
-
Menyusun Laporan
|
11
|
Rabu
|
18-05-2016
|
-
Analisa Silica
-
Analisa PH,Conduktivity,Turbidity
-
Teori Analisa COD
|
12
|
Kamis
|
19-05-2016
|
-
Analisa Silica
-
Membuat deret standar Fe
-
Kalibrasi Spektrofotometer dengan deret standar Fe
|
13
|
Jum’at
|
20-05-2016
|
-
Analisa Silica
-
Materi cara menghitung faktor kesalahan
-
Materi tentang air demin
-
Analisa Nitrite
|
14
|
Senin
|
23-05-2016
|
-
Analisa Silicaotal phosphate
-
Analisa Nitrit
-
Analisa Ca Hardness
-
Cara menghitung Absorbansi
|
15
|
Selasa
|
24-05-2016
|
-
AnalisaSilica
-
Analisa Hidroquinone
-
Analisa Nitrit
-
Materi Proses Air demin
|
16
|
Rabu
|
25-05-2016
|
-
Analisa Silica
-
Analisa Total hardness
-
Analisa pH,Conduktivity,Turbidity
-
Menyusun Laporan
|
17
|
Kamis
|
26-05-2016
|
-
Analisa Silica
-
Analisa Hidroquinone
-
Analisa pH, Conduktivity, Turbidity
-
Brlajar menghitung Absorbansi dengan rumus
-
Menyusun laporan
|
18
|
Jum’at
|
27-05-2016
|
-
Refisi Laporan
-
Menyusun Laporan
-
Perpisahan
|


































kak aku boleh minta emailnya?
BalasHapus