Kamis, 22 September 2016

Laporan Penetapan Kadar Silika Dengan Spektrofotometer

BAB I
  PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang
Perusahaan dapat berkembang dengan baik karena semua karyawan bekerja keras dan memiliki prestasi yang baik dibidang pekerjaanya masing-masing. Dengan perkembangan tersebut perusahaan mampu bersaing dan mengikuti kemajuan zaman. Karena itu, tujuan yang diharapkan oleh perusahaan dapat tercapai dan memperoleh dana yang cukup banyak.
Pembinaan dan pengembangan karyawan baru ataupun lama dalam perusahaan adalah salah satu kegiatan dalam rangka menyesuaikan diri dengan perubahan dan perkembangan karyawan.Karena itu perlu dilakukan penilaian atas pekerjaan yang telah dilaksanakan oleh pegawai atau disebut dengan penilaian kinerja atau penilaian prestasi kerja.
Prestasi kerja pegawai dipengaruhi oleh bermacam-macam ciri pribadi dan masing-masing individu. Dalam perkembangan yang kempotitif dan mengglobal, perusahaan membutuhkan pegawai yang berprestasi tinggi.  Pada saat yang sama pekerja memerlukan umpan balik atas kinerja mereka sebagai pedomanbagi tindakan-tindakan mereka pada masa yang akan datang. Oleh karena itu penilaian seharusnya menggambarkan kinerja karyawan
                        Oleh karena itu Sekolah Menengah Kejuruan Prima Mandiri mewajibkan bagi siswa dan siswinya untuk mengikuti PRAKERIN ( Praktek Kerja Industri ) diperusahaan–perusahaan yang telah bekerja sama dengan pihak sekolah untuk menerapkan ilmu yang telah dipelajari disekolah.
                        Pada dasarnya hal ini bertujuan untuk menjadikan titik kesesuaian kompetensi antara kurikulum SMK dengan dunia usaha dan dunia industri. Meningkatkan kemampuan siswa/I pada bidang knowledge, attitude, dan skill sesuai dengan tuntunan dunia usaha dan dunia industri, menjadikan input untuk perbaikan kurikulum SMK yang selalu mengadopsi pada kebutuhan pasar dan selalu mengikuti perkembangan dunia usaha dan dunia industri. Serta menjalin kerja sama antara SMK Prima Mandiri Serang dengan dunia usaha dan dunia industri.

1.2              Tujuan Praktek Kerja Lapangan
Setelah pelaksanaan PRAKERIN,  tujuan yang diharapkan dapat tercapai, yaitu :
1.      Meningkatkan kemampuan, memperluas dan memantapkan keterampilan sebagai bekal kerja yang sesuai dengan proram studi Kimia Analis.
2.      Mengembangkan dan meningkatkan sikap profesionalisme dalam rangka memasuki dunia usaha dan dunia industri.
3.      Meningkatkan wawasan pada aspek – aspek dalam dunia kerja yang sangat berguna bagi kehidupan sehri–hari, antara lain : penghargaan terhadap waktu lingkungan kerja dan sisitem kerja.
4.      Meningkatkan keahlian dalam hal penggunaan instrument.
5.      Menikatkan, memperluas dan memantapkan penerapan dalam teknologi baru dalam dunia kerja.
6.      Memperkenalkan dunia kerja.
7.      Memberikan masukan guna memperbaiki dan mengembangkan pendidikan dilingkungan Sekolah SMK Prima Mandiri Serang.

1.3      Pembuatan Laporan PRAKERIN
                                    Laporan ini dibuat bertujuan untuk menerapkan ilmu yang telah didapat disekolah dengan melaksanakan praktek di industri, membagi pengalaman dan informasi PRAKERIN kepada adik kelas yang kelak nanti akan mengalami PRAKERIN, memenuhi salah satu syarat menyelesaikan program studi di SMK Prima Mandiri Serang dengan program keahlian Kimia Analis serta sebagai tanda berakhirnya masa PRAKERIN di PT Styrindo Mono Indonesia.


1.4     Ruang Lingkup Pekerjaan
                        Dilaboratorium PT Styrindo Mono Indonesia terdapat beberapa analisa utility, yaitu : pH , Conductivity, total hardness, Ca hardness, total ion pospat, total iron, nitrite, Analisa polimer, analisa Hydroquinone, total hydrocarbon  dll. Selama satu bulan  praktek  yang  dilakukan  oleh  penulis adalah analisa Silica dalam sampel Demin Water.

1.5       Waktu Dan Tempat Pelaksanaan
PRAKERIN dilaksanakan di PT Styrindo Mono Indonesia Desa Mangunreja Kecamatan Pulo Ampel  Kabupaten Serang Banten 42456, Indonesia. Adapun pelaksanaa PRAKERIN tanggal 02 Mei 2016 sampai 27 Mei 2016 di PT Styrindo Mono Indonesia Plant.


















   BAB II  
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

2.1       Sejarang Perusahaan
PT Styrindo Mono Indonesia mengawali kegiatan produksinya pada bulan Juli 1993 yang bergerak dalam bidang industri petrokimia (intermediate) dengan memproduksi Styrene Monomer sebagai produknya. Adapun letak / lokasi kantor PT Styrindo Mono Indonesia berada di Wisma Barito PacificTower A, Lt. 5 & 6 yang beralamat dijalan Letnan Jendral S. PARMAN Kav. 62-63 Jakarta, kantor ini merupakan kedudukan dari dewan direksi  dan dewan komisaris. Sedangkan untuk kegiatan sehari-hari perusahaan (Plant) berada di Desa Mangunreja Kecamatan Pulo Ampel Kabupaten Serang Banten 42456, Indonesia.
PT Styrindo Mono Indonesia telat mendapatkan sertifikat ISO 9001 dan ISO 14001. Dan perusahaan yang demikian telah berhasil mendapatkan sertifikat ISO (International Organozation of Standardization) adalah perusahaan yang kualitas dan Sistem organisasinya memperoleh pelayanan jasa atau produk yang terjamin dan dapat dipertanggung jawabkan mutunya. ISO 9001 sendiri merupakan modal jaminan kualitas (Quality Assurance) untuk memproduksi, instalasi, dan pelayanan.Sedangkan ISO 14001 membahas mengenai Environmental Management System.
            2.1.1 Visi PT Styrindo Mono Indonesia
                        - Visi
Menjadi sebuah perusahaan petrokimia di Indonesia yang
  berkelas dunia.

-          Misi
Terus berkembang dan mengukuh posisi kemampuan melai integrasi, pengembangan sumber daya manusia dan kemitraan terpilih, secarberkelanjutan yang akan berkontribusi terhadap pertumbuhan Indonesia.

2.2 Proses Produksi Produk Perusahaan
2.2.1 Bahan Baku Perusahaan
Bahan baku yang digunakan adalah Etylene dan Benzene. Awalannya kedua bahan tersebut masih mengimpor dari luar negeri seperti Jepang dan Amerika, Tapi untuk sekarang ini Etylene didatangkan langsung dari produksi dalan negri yaitu PT Chandra Asri Petrochemical, melaui jalur pipa. Kualitas-kualitas dan bahan adaptif yang digunakan dalam proses produksi Ethyl Benzene dan Styrene Monomer selain dibuat sendiri juga didatangkan dari luar negeri yaitu Amerika dan Jepang.
PT SMI merupakan salah satu industri penghasil Styrene terbesar di Indonesia. Didalam proses produksi ini terdapat berbagai macam proses dan berbagai macam peralatan yang digunakan untuk proses. PT SMI memiliki 2 plant utama yaitu:
1.   Etylene Benzene Plant  yang berfungsi untuk memproduksi Etyl Benzene yang kemudian digunakan kembalikan untuk menghasilkan Styrene Monomer pada SM Plant.
2.   SM Plant yang berfungsi untuk menghasilkan Styrene Monomer yang mempunyai kualitas yang tinggi. Bahan baku yang digunakan pada setiap plant diatas berbeda dengan plant yang lain. Adapun spesifikasinya akan dibahas dalam bab ini.

2.2.2    Ethyl Benzene Plant
A. Bahan Baku Utama
Ethylen
Etylene yang dugunakan adalah 60.194 Mt pertahun. Gas Etylene mempunyai kandungan 99,5 % Etylene murni dengan 0,5% merupakan impurities. Gas Etylene masuk ke reactor setelah mentgalami purifikasi
Adapun sifat-sifat Etylene anatara lain :
a)      Gas tidak berwarna
b)      Mudah terbakar dengan basa maximum di udara 3-36% volume
Benzene
Benzene yang digunakan adalah dalam jumlah yang cukup banyak yaitu 67.909 Mt pertahun. Benzene tersebut mempunyai kandungan 99,5% Benzene murni dengan 0,5% merupakan impurities.
Adapun sifat-sifat Benzene antara lain ;
a)      Cairan tidak berwarna
b)      Berbau aromatic
c)      Mudah terbakar
d)     Bahan pendukung
Katalis yang digunakan adalah AlCl3 sebanyak 200.000 Mt pertahun. Katalis tersebut digunakan untuk mempercepat reaksi. Inhibitor (CH3)CC6H3(OH)25 Ton pertahun.

B. Produk yang dihasilkan
Ethyl Benzene merupakan produk yang dihasilkan dari palan ini, dimana Ethyl Benzene (EB) diperoleh dari proses alkalisi Benzene dan Etylene dengan bantuan katalis didalam reactor, reaksi yang terjadi adalah reaksi Eksotern sehingga panas yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk membuat steam. Kemudian EB tersebut dialirkan ke plant kedua sebagai bahan pembuatan SM.



           2.2.3     Sthyrene Monomer Plant
                      A. Bahan Baku Utama
Ethyl Benzene yang digunakan cukup banyak yaitu 220.000 Mt pertahun Ethyl Benzene yang digunakan berasal dari plant EB. EB yang terpisah melalui proses destilasi akan dikirim ke reactor bersama steam dengan bantuan katalis akan membentuk Styrene. Dimana terjadi reaksi Endoteren maka diperlukan panas yang cukup tinggi, sebagai bahan untuk pemanas maka dipakailah gas Hydrogen. Adapun sifat-sifat EB antara lain :
a)      Cairan tidak berwarna
b)      Berbau aromatic
c)      Mudah terbakar
B. Bahan Pendukung
1)      Katalis
Katalis yang digunakan adalah AlCl3 sebanyak 200.000 Mt pertahun. Katalis tersebut digunakan untuk mempercepat reaksi.
2)      Air laut untuk pendinginan sebanyak 120 m3
3)      Air untuk proses sebanyak 2 m3
4)      Uap atau steam sebanyak 4 ton
5)      Diesel oil sebanyak 0,3 m3
6)      Gas nitrogen sebanyak 3 m3
7)      Listrik 8,5 kwh
C. Produk yang dihasilkan
Produk utama yang dihasilkan pada plant ini adalah SM ( Styrene Monomer ) sebanyak 100.000 ton pertahun dan produk samping adalah Benzene-Toluene sebanyak 5000 ton pertahun. SM inilah yang merupakan produk utama dari PT SMI.

D. Kapsitas Produksi  dan Produk utama dari
     PT Styrindo Monomer Indinesia.
PT Styrindo Mono Indonesia menggunakan dua lisensi     teknologi untuk dua pabrik utama :
1)      Lumnus  Crest Technologi (LCT) dari Amerika untuk Styrene Monomer plan.
2)      Nigata Engineering (NE) dari Jepang untuk Ethyl Benzene (EB) plant,
Pada saat PT SMI memproduksi Ethyl Benzene dengan kapasitas 200.000 ton pertahun. Styrene Monomer dengan kapasitas 300.000 pertahun . Produk utama  PT SMI Styrene Monomer adalah bahan baku untuk industri manufaktur hilir termasuk Polystyrene (PS), Expanded Polystyrene (EXP), Styrene Butadiene Rubber (SBR) Sytrene Butadiene Latex (SBL) Styrene Acrylonitrile (SAN), Acrylonitrile (San) Acylonitrile Butadiene Styrene (ABS), dan Unsaturated Polyester Resain.

2.3 Tinjauan Laboratorium Monomer
Dalam laboratorium bertugas mengenai bahan baku yag akan digunakan dalam proses, utility dan air limbah. PT SMI memiliki dua unit laboratorium yaitu :
1)      Laboratorium water
Laboratorium ini berfungsi untuk menganalisa senyawa-senyawa yang terkandung dalam ait, baik air limbah, air laut ,air produksi. Para meter yang dianalisa pH, Conductivity, Turbidity, COD, Kadar NH3, Silika, Fe, Pospat dan lain-lain.
2)      Laboratorium Hydrocarbon
Berfungsi sebagai laboratorium untuk menganalisa bahan baku SM yaitu Etylene dan Benzene, serta produk SM tersebut dengan menggunakan gas kromatografi.
Pengendalian dan peningkatan kualitas produk dilakukan oleh Produk Control & Development Departement. Department ini tidak bekerja didalam suatu laboratorium, namun departement ini di tunjang oleh karyawan lab dalam laporan kualitas hasil produk. Layanan yang diberikan oleh department ini adalah pengujian kualitas air utilitas dan air buangan, pengujian kualitas produk Styrene Monomer, serta pengembangan produk dan layanan konsumen. PT Styrindo Mono Indonesia memiliki laboratorium yang berfungsi sebagai berikut :
1.     Menjamin semua bahan baku, aditif dan katalis yang akan dipergunakan dalam proses Styrene Monomer sesuai dengan spesifikasi bahan tersebut.
2.    Membantu, menunjang dan memberikan laporan hasil dari analisa sampel apakah masih masuk dalam standar atau tidak.
3.    Meneliti kualitas produk, apakah kualitasnya sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan atau menyimpang dari spesifikasi yang diingkan
2.4       keselamatan dan Keamanan Kerja
Keselamatan dan keamana kerja dilingkungan kerja menjadi tanggug jawab perusahaan dan seluruh karyawan PT Styrindo Mono Indonesia. Perusahaan juga memberikan perlengkapan keselamatan kerja berupa personal Protective Equipment (PPE) atau alat pelindung diri. PT Styrindo Mono Indonesia juga memasang rambu-rambu ditempat yang dianggap rawan membahayakan bagi karyawan. Para karyawan wajib melaksanakan dan mematuhi semua peraturan-peraturan untuk bekerja pada kondisi yang aman.keselamatan kerja adalah hal yang sangat ideal disuatu perusahaan.
                        PT Styrindo Mono Indonesia menyediakan alat pelindung seperti :
a)      perlindungan kepala (Helmet)
Perlindungan ini digunakan apabila karyawan sedang berada di red area atau berada di plant. Yang gunanya untuk melindungi kepala dari bahaya apapun saat berada di red area atau di plant.
b)      Perlindungan mata (Spactale)
Perlindungan ini dipakai ketika melakukan pekerjaan yang dapat membahayakan mata seperti pengambilan cairan.
c)      Perlindungan pernafasan ( Masker  )
Digunakan saat menganalisa yang berhubungan dengan bahan-bahan yang memiliki aroma yang menyengat seperti pada regent-reagent yang memiliki aroma menyengat yang dapat mengganggu pernafasan.
d)     Pakaian Kerja
Bagi karyawan yang menuju red area untuk bekerja di wajibkan berpakaian lengan panjang atau seragam yang disediakan. Gunanya untuk melindungi badan serta anggota tubuh seperti lengan tanagn yang rentan terkena bahaya.
e)      Perlindungan tangan
Menggunakan sarung tangan sangat di anjurkan kepada karyawan terutama seorang analis karena, berhubungan langsung dengan bahan-bahan yang bersifat korosif atau dapat merusak anggota tubuh terutama bagian tangan.
PT Styrindo Mono Indonesia membentuk suatu department yang bertugas untuk menjaga dan menanggulangi kecelakaan yang mungkin terjadi, yaitu Loss Prevention Departement (LPD). Departement inilah yang bertugas menjaga keselmatan dan kesehatan para pekerja serta mencegah kerugian perusahaan yang cukup besar. Perlengkapan keselamatan kerja antara lain : topi keselamatan (Safety helmet), tali pengaman, sepatu pengaman (Safety shoes), kacamata pengaman goggle). Diperlukan juga tanda izin masuk daerah merah (Red Area Entry) dan bagi petugas pengambil sample sewaktu-waktu diperlukan juga tabung oksigen untuk alatbantu pernafasan.
Pada saat ini PT Styrindo Mono Indonesia sedang mengembangkan program manajemen terpadu guna mencegah kerugian dan meningkatkan kinerja perusahaan secara keseluluhan.
Atas usaha dan kesadaran seluruh karyawan dalam menjalankan keselamatan dan keamanan kerja yang di korrdinasi oleh Safety Departemant, PT Styrindo Mono Indonesia berhasil mencapai 3 juta kerja tanpa terjadi kecelakaan (Zero Loss Accident)

2.5       Unit Pengelolaan Air Limbah
Limbah-limbah yang dihailkan oleh PT SMI mempunyai unit pengelolaan yang dirancang berbagai limbah seperti : Sisa hasil analisa,dll. Unit separator pengelolaan limbah yang ada di PT SMI adalah :
a)    Api Separator Uni
Berfungsi sebagai tempat untuk membakar minyak yang telah dipisahkan dengan air,jika ada sampel yang ada minyaknya maka posisi minyak ada di atas air.
b)    Wate Oil Pit
Berfungsi sebagai tempat penampung minyak.
c)    Surge Basin
Berfungsi sebagai tempat penampung sampel/air.
d)    Neutralization Unit
Berfungsi sebagai tempat penetral sampel.
2.6       Costumer Service
Costumer service section bertugas menagani hal hal khusus yang berhubungan dengan pelanggan dan berfungsi sebagai front liner antara perusahaan dengan pelanggan

2.7       Unit Pengadaan dan Pengolahan Air
Dalam pemenuhan kebutuhan air, suatu industri pada umumnya menggunakan air sumur, air sungai atau air laut sebagai sumber air. Pada prarancangan pabrik Metil Etil Keton ini, sumber air pendingin yang digunakan adalah air laut dari Bojonegara sedangkan air untuk keperluan proses dan sanitasi diperoleh dari air sumur hasil pengeboran yang sudah diolah terlebih dahulu.
Penggunaan air laut sebagai sumber air pendingin dengan pertimbangan sebagai berikut:
Ø  Lokasi didirikannya pabrik berada di dekat pantai.
Ø  Jumlah air laut yang melimpah, mengingat kebutuhan akan air yang banyak.
Air yang digunakan di lingkungan pabrik berguna untuk :
Ø  Air pendingin
Ø  Air sanitasi
Ø  Boiler Feed Water
Ø  Air untuk perkantoran
Pada umumnya air banyak dipakai sebagai media pendingin disebabkan faktor-faktor sebagai berikut :
Ø  Air merupakan materi yang dapat diperoleh dalam jumlah besar.
Ø  Mudah dalam pengaturan dan pengolahannya.
Ø  Dapat menyerap sejumlah panas per satuan volume yang tinggi.
Ø  Tidak terdekomposisi.
Air pendingin digunakan pada Heat Exchanger. Hal yang perlu diperhatikan pada air pendingin :
Ø  Kesadahan (hardness), yang dapat menyebabkan kerak.
Ø  Besi, yang dapat menyebabkan korosi.
Ø  Minyak, yang merupakan penyebab terganggunya film corrotion inhibitor, menurunkan Heat Exchanger coefficient, dapat menjadi makanan mikroba sehingga menimbulkan endapan.


2.7.1    Air Umpan Boiler
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam penanganan air umpan boiler adalah sebagai berikut :
Ø  Zat-zat yang menyebabkan korosi.
Korosi yang terjadi didalam boiler disebabkan air mengandung larutan-larutan asam, gas terlarut seperti O2, CO2, H2S, dan NH3.
Ø  Zat yang menyebabkan foaming.
Air yang diambil dari proses pemanasan bisa menyebabkan foaming pada boiler karena adanya zat-zat organik, anorganik dan zat-zat yang tidak larut dalam jumlah besar. Efek pembusaan terjadi pada air yang kadar alkalinitasnya tinggi.
Ø  Zat yang menyebabkan kerak (scale forming).
Pembentukan kerak disebabkan karena adanya kesadahan dan suhu tinggi, yang biasanya berupa garam-garam karbonat dan silikat.

2.7.2    Air Sanitasi
Air sanitasi digunakan untuk kebutuhan air minum, laboratorium, kantor dan perumahan. Syarat air sanitasi meliputi :
1.     Syarat fisik :
Ø Tidak berwarna (jernih)
Ø Tidak mempunyai rasa
Ø Tidak berbau
2.     Syarat kimia :
Ø Tidak mengandung zat organik maupun zat anorganik
Ø Tidak beracun
3.     Syarat bakteriologis :
Tidak mengandung bakteri-bakteri, terutama yang merugikan (patogen)

2.7.3    Pengolahan Air Proses
Pengolahan air melalui beberapa tahap yaitu :
1.      Demineralisasi air
Pada bagian ini, mineral-mineral yang terkandung di dalam air harus dihilangkan. Mineral-mineral yang biasanya terkandung di dalam air dapat berupa Ca2+, Mg2+, Na+, HCO3-, SO42-,Cl-. Air yang diperoleh adalah air bebas mineral yang akan diproses lebih lanjut. Berikut mengenai demineralisasi air.
a.     Activated carbon filter
Air dari filtered water storage tank diumpankan ke carbon filter untuk menghilangkan klorin, menghilangkan bau dan warna serta menghilangkan zat-zat organik. Media yang digunakan dalam carbon filter adalah norit (karbon aktif). Air yang keluar dari carbon filter mempunyai pH sekitar 6,8-7,6. Selanjutnya air diumpankan ke cation exchanger untuk dihilangkan kation-kation mineralnya.
b.    Cation Exchanger
Cation Exchanger berfungsi untuk menghilangkan kation-kation yang berada dalam air, jenis kation yang ditemui adalah : Mg2+, Ca2+, K+, Fe2+, Na+, Al3+. Dalam Cation Exchanger berisi resin kation yang mempunyai gugus R-H yaitu polimer dengan rantai karbon R yang mengikat ion H didalam logam kation yang berada dalam air terikat oleh gugus R dalam resin dan resin tersebut melepaskan gugus H+, reaksinya sebagai berikut :
RH2 +  2 NaCl             RNa2  +  2 H+ + Cl-                RNa2 + 2 HCl
Logam resin
Air yang dihasilkan bersifat asam dengan pH 3,2 – 3,3. Regenerasi dilakukan jika resin sudah berkurang keaktifannya (jenuh), biasanya dilakukan pada selang waktu tertentu atau berdasarkan jumlah air yang telah melewati unit ini. Regenerasi dilakukan dengan asam sulfat dan dilakukan dalam tiga tahap, yaitu backwash, regenerasi dengan asam sulfat, dan pembilasan dengan air demin. Reaksi yang terjadi pada proses regenerasi adalah kebalikan dari reaksi operasi
RNa2 +  2 H+ + SO42-                   RH2  +  Na2SO4
Resin jenuh
Air yang keluar dari Cation Exchanger  kemudian diumpankan ke  Anion Exchanger untuk menghilangkan anion-anion mineralnya. Kemungkinan jenis anion yang ditemui adalah : HCO3-, CO32-, Cl-, NO2- dan SiO32-.
c.       Anion Exchanger
Anion Exchanger berfungsi untuk menghilangkan anion-anion yang berada dalam air, kemungkinan jenis anion yang ditemui adalah : HCO3-, CO32-, Cl-, NO2- dan SiO32- . Dalam Anion Exchanger berisi resin anion yang mempunyai gugus R-OH, reaksinya sebagai berikut :
R(OH)2   +  HCl                RCl2 +  2 H2O
Logam resin
Proses ini sama dengan Cation Exchanger dimana ion Cl- akan digantikan oleh ion OH dari resin R-OH. Air yang keluar dari unit ini diharapkan.











BAB III
                                    TINJAUAN PUSTAKA

3.1       Tinjauan Pustaka
          3.1.1    Turbidity
Turbidity merupakan uji kekeruhan dengan satuan NTU (Neople Turbidity Unit).Alat yang digunakan adalah Turbiditymeter, Prinsip alat ini adalah sinar yang datang mengenai suatu partikel ada yang diteruskan, di pantulkan, dan menembus, maka sinar yang di teruskan digunakan sebagai dasar pengukuran. Alat ini bekerja berdasarkan pancaran cahaya yang  dapat media air, semakin banyak cahaya yang terpantul atau menyebar semakin tinggi nilai Turbiditinya.

            3.1.2    Conductivity
Conductivity merupakan  pengujian untuk mengetahui kadar ion yang terkandung didalam air. Dalam terdapat ion-ion yang  dapat menghantar listrik maksimal jumlah ion yang ada dalam air adalah 300 ms, alat ukur Conductivity adalah Conductometer. Alat conductometer terdapat  sistem yang tersusun atas dua elektroda yang dirangkai dengan sumber tegangan serta sebuah ampere meter. Elektrode-elektrode tersebut diatur sehingga memiliki jarak tertentu antara keduanya ( biasanya 1 cm ). Pada saat pengukuran, kedua elektrode ini dicelupkan kedalam sampel larutan dan diberi tegangan dengan besar tertentu. Nilai arus listrik yang dibaca oleh ampere meter, digunakan lebih lajut untuk menghitung nilai konduktivitas listrik larutan.



            3.1.3    Test pH ( Derajad Keasaman )
Air yang normal mempunyai pH netral atau antara 6,5-8,5 untuk setandar AMDK. Bila pH air kurang/berlebih maka perlu dilakukan penetralan. Pengujian pH menggunakan pH meter. pH meter adalah sebuah alat elektrolit yang berfungsi untuk mengukur pH ( Derajad Keasaman atau Kebasaan ) suatu cairan ( ada elektroda khusus yang berfungsi untuk mengukur pH bahan semi-padat ). Sebuah pH meter terdiri dari sebuah elektroda yang terhubung ke sebuah alat elektronik yang mengukur dan menampilkan nilai pH.  Semakin banyak elektron pada sampel maka akan semakin bernilai asam bgitu sebaliknya, karena pada elektroda pH meter berisi larutan elektrolit lemah seperti, KCl.

            3.1.4    Teori Lambert-Beer
ketika radiasi monokromatk lewat melalui suatu medium yang transparan yang berisi suatu unsur absorbing, tingkat penurunan kekuatan radian dengan konsentrasijenis unsur absorbing adalah sebanding dengan kekuatan radian dari suatu radiasi “ dan hukum ini berlaku untuk unsur yang menyerap cahaya dengan menghubungkan konsentrasi dari jenis absorbing pada perbandingan kekuatan radiant bekas cahaya yang masuk dan yang keluar.
Hukum dasar spektroskopi absorbansi adalah hukum yang menjelaskan jika suatu berkas sinar melewati suatu medium homogeny, sebagian dari cahaya datang (Po) diadsorpsi sebanyak (Pa), sebagian dapat di abaikan di pantulkan, sedangkan sisa nya di transmisikan (Pt) dengan efek intensitas murni sebesar:
Po = Pa + Pt + Pr
Dimana Po – intensitas radiasi yang masuk, Pa – intensitas cahaya yang di absorpsi, Pr - intensitas bagian cahaya yang di pantulkan, Pt – intensitas cahaya yang di transmisikan.tetapi pada praktek nya, nilai Pr adalah kecil sekali (-4%), sehimgga untuk tujuan praktis:
Po=Pa+Pt
Hukum diatas dapat ditinjau sebagai berikut :
a) Jika suatu berkas radiasi monorokmatik yang sejajar jatuh pada medium pengadsorpsi pada sudut tegak lurus setiap lapisan yang sangat kecil akan menurunkan intensitas berkas.
b) Jika suatu cahaya monokromatis mengenai suatu medium yang transparan, laju pengurangan intensitas cahaya dengan ketebalan medium sebanding dengan intensitas cahaya.
c) Intensitas berkas sinar monokromatis berkurang secara eksponsial bila konsentrasi zat pangadsorpsi bertambah.

Hal diatas adalah persamaan mendasar untuk spektroskopi absorpsi, dikenal sebagai hukum Beer’s Lambert atau hukum Beer Bougar.
Karena A = abc, A α c bila ab konstan
A α c bila ac konstan
A α bc bila a konstan
Hukum ini secara matematika adalah sah. Bila C – dinyatakan dalam mol/L dan b – dinyatakan dalam cm, a absorsivitas molar, yaitu persamaan ini menyatakan absorpbansi bila b = 1, c = 1 cm. Berarti absorpbansivitas molar adalah absorbansi larutan yang diukur dengan ketebelan c = 1 mol/L. Absorpbansivitas molar juga dikenal sebagai koefisien ekstingsi molekular (€).Kondisi berikut adalah sah nya hukum Beer. Cahaya yang digunakan harus monokromatis, bila tidak demikian maka akan di peroleh dua nilai absorpbansi pada panjanjang dua gelombang. Hukum tersebut tidak diikuti oleh larutan yang pekat. Konsentrasi lebih tinggi untuk beberapa garam tidak berwarna justru mempunyai efek absorpbansi yang berlawanan. Larutan yang bersifat pendar - flour atau suspense tidak selalu mengikuti hukum Beer. Jika selama pengukuran pada larutan encer terjadi polimerisasi, hidrolisis, asosiasi atau disosiasi, maka hukum tidak berlaku.
Penyimpangan dari hukum Beer, misalkan reaksi berikut:
2CrO42- + 2H −−−−>  Cr2O72+ + H2O
Dalam larutan encer disini, hukum mengikuti seperti pada larutan pekat. Demikian juga HCL 4M untuk reaksi berikut :
4CL- + Co (H2O)42+  −−−− > CoCl42+ + 4H2O
Dengan kenaikan konsentrasi kobalt, kesetimbangan bergeser dari kana ke kiri. Pada kedua contoh reaksi diatas, hukum Beer berlaku bila berkas monokromatislah yang di gunakan. Sinar polikromatis, menyebabkan makin melebarnya pita radiasi sehingga akan terjadi penyimpangan lebih besar. Penyimpangan juga jelas teramati pada konsentrasi lebih besar darimkurva absorbansi terhadap konsentrasi. Kurva akan mulai melengkung padadaerah konsentrasi tinggi. Menurut hukum Beer, logaritma dari tenaga radiasi panjang gelombang bersifat adiftif. Berarti bila kurva absorbsi yang di peroleh pada berbagai panjang gelombang yang di gunakan bersifat datar, maka di harapkan hukum Beer berlaku. Penyimpangan negative dari hukum Beer menyebabkan kesalahan. Relatif yang makin membesar dari konsentrasi sebenarnya. Kortum dan Seller menyatakan bahwa hukum Beer hanyalah hukum pembatas dan tentu nya di harapkan berlaku hanya pada konsentasi rendah. Memang α atau € adalah konstanta dan independen terhadap konsentrasi tetapi * ( )+ dimana n = indeks refraksi. Pada konsentrasi rendah n bersifat konstan tetapi pada konsentrasi tinggi nilai n ternyata berubah sehingga harus dikoreksi agar diperoleh harga A yang sesuai.

            3.1.5    Spektrofotometer
1)        Pengertian Spektrofotometer
Sesuai dengan nama yang terdiri dari spektro dan fotometer, spektro menghasilkan sinar dari spectrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer adalah alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang diadsorpsi. Secara singkatnya, sumber cahaya polikromatis dilewatkan prisma yang akan membuat cahaya menjadi monokromatis dan kemudian dilewatkan untuk meneruskan panjang gelombang yang diingkan setelah itu dilewatkan ke kuvet yang berisi sampel. Absorbansi yang dihasilkan berbanding lurus dengan konsentrasi analit, sehingga dengan demikian konsentrasi sampel dapat diketahui dengan analisa perbandingan standar. Spektrofotometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur absorbansi dengan suatu obyek kaca atau kuarsa.
2)        Prinsip Kerja Spektrofotometer
Prinsip dasar pada Spektrofotometer UV-VIS adalah spektrofotometer uv-vis mengacu pada hukum Lambert-Beer. Apabila cahaya monokromatik melalui suatu media ( Larutan ), maka sebagian cahaya tersebut akan diserap, sebagian dipantulkan dan sebagian lagi akan dipancarkan. Sampel yang dapat dianalisa dengan metode ini hanya sampel yang memiliki warna. Hal ini menjadi kelemahan tersendiridari metode spektrofotometer visible. Oleh karena itu, untuk sampel yang tidak memiliki warna harus terlebih dahulu dibuat berwarna dengan menggunakan reagen spesifik yang akan menghasilkan senyawa berwarna. Reagen yang digunakanharus benar-benar spesifik hanya bereaksi dengan anala yang akan dianalisa. Selain itu juga produk senyawa berwarna yang dihasilkan harus benar-benar stabil.

3)      Fungsi Spektrofotometer
Fungsi alat spektrofotometer dalam laboratorium adalah mengukur transmitans atau absorbansi suatu sampel yang dinyatakan dalam fungsi panjang gelombang.
4)        Jenis-jenis Spektrofotometer
Spektrofotometer terbagi menjadi 2 jenis, yaitu :
a)      Spektrofotometer single-beam
Spektrofotometer single-beam  adalah pemberian cahaya yang hanya melewati satu arah sehingga nilai yang diperoleh hanya nilai absorbansi larutan yang dimasukkan.
b)      Spektrofotometer Double-Beam
Spektrofotometer Double-Beam adalah adalah pemberian cahaya dapat terbagi dua dengan adanya chopper, satu sinar melewati blanko dan satu sinar lagi melewati larutan. Nilai blanko dan nilai larutan yang diinginkan dapat diukur langsung bersamaan dalam proses yang sama.
5)      Macam-macam Spektrofotometer
   Spektrofotometer trdiri dari beberapa jenis berdasar sumber cahaya yang digunakan. Diantaranya adalah sebagai berikut :
·         Spektrofotometer Vis ( Visible )
·         Spektrofotometer UV
·         Spektrofotometer UV-VIS
·         Spektrofotometer Inframerah
6)      Kuvet
Kuvet adalah tabung yang digunakan dalam analisa dengan spektrofotometer. Kuvet terbagi menjadi 2, yaitu :
1.      Kuvet permanen ( terbuat dari gelas atau leburan silica ). Kuvet dari leburan silica dapat digunakan dengan panjang gelombang 190-1100 nm. Sedangkan kuvet dari gelas digunakan dengan panjang gelombang 380-1100 nm.
2.      Kuvet disposable ( dari plastic atau Teflon ).

7)       Blanko
Larutan blanko adalah larutan tidak berisi analit. Larutan blanko biasanya digunakan dengan tujuan kalibrasi sebagai pembanding dalam analisis fotometer. Larutan blanko dapat terbagi menjadi 3, yaitu :
-          Kalibrasi blanko ( larutan yang digunakan untuk membuat titik nol konsentrasi dari grafik kalibrasi. Larutan ini hanya berisi pengencer dugunakan untuk membuat larutan standar ).
-          Reagent blanko ( Larutan berisi reagent yang digunakan untuk melarutkan sampel, pembacaan absorbansi untuk larutan ini biasanya dukurangi dari pembacaan sampel ).
-          Metode blanko ( Larutan yang sama dengan sampel, ditambah dengan reagen yang sama, mengalami kontak dengan alat yang sama dan diperlakukan dengan prosedur yang sama ).

                   
8)      Cara Menggunakan Spektrofotometr U-1800 Double-Beam
-          Tekan F1 pilih “ Load Standard
-          Tekan panah atau pilih analisa yang di inginkan
-          Tekan enter
-          Tekan F3 pilih : “Mesr Screan
-          Masukkan blank kemudian tekan “ Auto Zerro
-          Masukkan sampel “ yang depan blank dan yang belakang untuk sampel “
-          Tekan “Star” ( Lakukan sesuai jimlah sampel ).

3.2 Silika
3.2.1 Pengertian Silika
Silikon (Latin: silicium) merupakan unsur kimia yang mempunyai simbol Si dan nomor atom 14. Ia merupakan unsur kedua paling berlimpah setelah oksigen di dalam kerak Bumi, mencapai hampir 25.7% . Unsur kimia ini ditemukan oleh Jons Jakob Berzelius. Terdapat dialam dalam bentuk tanah liat, granit, kuartza dan pasir, kebanyakan dalam bentuk silikon dioksida (dikenal sebagai silika) dan dalam bentuk silikat.
Silikon adalah polimer nonorganik yang bervariasi, dari cairan, gel, karet, hingga sejenis plastik keras. Beberapa karakteristik khusus silikon: tak berbau, tak berwarna, kedap air, serta tak rusak akibat bahan kimia dan proses oksidasi, tahan dalam suhu tinggi, serta tidak dapat menghantarkan listrik.
Silikon dioksida atau silika adalah salah satu senyawaan kimia yang paling umum. Silika murni terdapat dalam dua bentuk yaitu kuarsa dan kristobalit. Silikon selalu terikat secara tetrahedral kepada empat atom oksigen, namun ikatan-ikatannya mempunyai sifat yang cukup ionik.. Dalam kristobalit, atom-atom silikon ditempatkan seperti halnya atom-atom karbon dalam intan dengan atom-atom oksigen berada di tengah dari setiap pasangan. Dalam kuarsa terdapat heliks sehingga terbentuk kristal enansiomorf. Kuarsa dan kristobalit dapat saling dipertukarkan apabila dipanaskan. Proses ini lambat karena dibutuhkan pemutusan dan pembentukan kembali ikatanikatan dan energi pengaktifannya tinggi. Silika relatif tidak reaktif terhadap Cl2, H2, asam-asam dan sebagian besar logam pada suhu 25oC atau pada suhu yang lebih tinggi, tetapi dapat diserang oleh F2, HF aqua, hidroksida alkali dan leburan-leburan karbonat.
Silika relatif tidak reaktif terhadap Cl2, H2, asam-asam dan sebagian besar logam pada suhu 25oC atau pada suhu yang lebih tinggi, tetapi dapat diserang oleh F2, HF aqua, hidroksida alkali dan leburan-leburan karbonat.
Bentuk-bentuk silika merupakan beberapa struktur kristal yang penting bukan saja karena silika merupakan zat yang melimpah dan berguna, tetapi karena strukturnya (SiO4) adalah unit yang mendasar dalam kebanyakan mineral.

3.2.2 Analisis Sifat-sifat Kimia dan Fisika
1. Sifat Fisika
Konfigurasi
[Ne] 3
S23P2
Nama IUPAC
 Silikon Dioksida
Nama lain
Kuarsa, silika, silikat dioksida,
silicon (IV) oksida
Rumus molekul
SiO2
Fase
Solid
Titik leleh
1687 K (14100 C, 5909 0F)
Titik didih
3538 K (2355 0C, 5909 0F)


Distribusi Elektron
8,2
Energi Pengionan, eV/atm
8,2
Jari-jari kovalen atom
790 (1,17A0)
Jari-jari ion
0,41 (Si4+)
Keelektronegatifan
1,8
Berat atom standar
28,085 g.mol-1
Bahan beku
50,21 KJ.mol-1
Kapasitas bahan
(250C) 19,789 J.mol.K-1
Bahan penguapan
359 KJ.mol-1
Energi ikat diri, KJ mol­­-1
210-250

2. Sifat Kimia
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiyjNRgj-beemoHrripWMJx3qzo_Ju2_EQabj__chqPNGUJGJ_iRbxK9uvulVUe6lyWVWYL-DmsCea8Lt3NGYSsIvojuegvcFEb7Z_xgeJR2vez8YXIsVoeqbFIsos6-0e500voWZnOGa0/s320/silicon+hideng.jpghttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh7OJ9cQm65kj3Bw5YAoVKcPmCnXrln8t_1-IbCg6p3B5EPrdqrL2QZIuE5XXJpL7UJDm-LnucT0seo74orm9_ke1HuW_v3nLx7H60IYYf98qwoCPUfo_OuqNHkWxgwqVfPCw9_VZdfXQc/s320/kristal+s.jpeg
                         silikon                                      ikatan kristal dan padatan silikon
Mineral silika mempunyai berbagai sifat kimia antara lain sebagai berikut :
a. Reaksi Asam
Silika relatif tidak reaktif terhadap asam kecuali terhadap asam hidrofluorida dan asam phospat.
SiO2(s) + 4HF(aq)  SiF4(aq) + 2H2O(l) (Vogel, 1985:376)
Dalam asam berlebih reaksinya adalah:
SiO2 + 6HF H2[SiF6](aq) + 2H2O(l) (Vogel, 1985:376)
b. Reaksi basa
Silika dapat bereaksi dengan basa, terutama dengan basa kuat, seperti dengan hidroksida alkali.
SiO2(s) + 2NaOH(aq) Na2SiO3 + H2O (Vogel,1985:374)
Secara komersial, silika dibuat dengan mencampur larutan natrium silikat dengan suatu asam mineral. Reaksi ini menghasilkan suatu dispersi pekat yang akhirnya memisahkan partikel dari silika terhidrat, yang dikenal sebagai silika hidrosol atau asam silikat yang kemudian dikeringkan pada suhu 110°C agar terbentuk silika gel. Reaksi yang terjadi :
Na2SiO3(aq) + 2HCl(aq) H2SiO3(l) + 2NaCl(aq)
H2SiO3(s) SiO2.H2O(s)
Senyawa kimia silikon dioksida, juga dikenal sebagai silika (dari silex Latin), adalah oksida silicon dengan rumus kimia SiO2. Telah dikenal sejak jaman dahulu karen kekerasannya. Silika ini paling sering ditemukan di alam sebagai pasir atau kuarsa, serta di dinding sel diatom. Silika diproduksi dalam beberapa bentuk termasuk leburan kuarsa, kristal, silica kesal (atau silica pyrogenic, merek dagang Aerosil atau Cab-O-Sil), silika koloid, gel silika,dan Aerogel.
SiO2 memiliki sejumlah bentuk Kristal yang berbeda (polimorf) selain bentuk – bentuk amorf. Dengan pengecualian stishovite dan silica berserat, semua bentuk Kristal melibatkan unit SiO4 tetrahedral dihubungkan oleh vektor bersama pada pengaturan yang berbeda. Silikon – oksigen panjang ikatan bervariasi antara bentuk Kristal yang berbeda, misalnya dalam α – kuarsa panjang obligasi adalah 161 pm, sedangkan di α – tridimit itu di 154 – 171 pm jangkauan. Sudut Si – O – Si juga bervariasi antara nilai rendah 140° α – tridimit, sampai 180° pada β – tridimit. Pada α – kuarsa sudut Si – O – Si adalah 144°.
Dalam kapasitasnya sebagai bahan tahan api, itu berguna dalam bentuk serat sebagai kain perlindungan termal suhu tinggi. Dalam kosmetik, hal ini berguna untuk sifat cahaya menyebar dan serap alami. Silika koloid digunakan sebagai age jusanggur dan denda. Dalam produk farmasi, silica bantu aliran bubuk saat tablet terbentuk. Akhirnya, ia digunakan sebagai senyawa peningkatan termal di industripanas sumber tanah pompa.
Silika berserat memiliki struktur yang serupa dengan SiS2 etrahedra SiO4 tepi – sharing. Stishovite, bentuk tekanan yang lebih tinggi, sebaliknya memilikirutil seperti struktur di mana silicon adalah 6 koordinat. Kepadatan stishovite adalah 4,287 g/cm3, yang membandingkan untuk α – kuarsa, yang terpadat dari bentuk – bentuk tekanan rendah, yang memiliki kerapatan 2,648 g/cm3. Perbedaan densitas dapat berasal dari peningkatan koordinasi sebagai enam panjang terpendek ikatan Si – Odalam stishovite (empat panjang ikatan Si – O dari 176 pm dan dua orang 181 pm) lebih besar dari panjang ikatan Si – O (161 pm) dalam α – kuarsa. Alam koordinasi meningkatkan iconicity ikatan Si – O.
Tapi yang lebih penting adalah pengamatan bahwa setiap penyimpangan dari standar parameter ini merupakan perbedaan mikrostruktur atau variasi yang merupakan pendekatan ke vitreous, amorfatau kaca padat.
Pembentukan oksida sebagai dielektrik untuk mencegah masuknya ketidakmurnian ke dalam bagian yang tidak dikehendaki, dipergunakan lapisan SiO2. Efek dielektrik pada difusi ketidakmurnian terjadi bila konstanta difusi dari ketidakmurnian dalamSiO2 sangat kecil. Dengan demikian, konsentrasi atom ketidakmurnian pada permukaan sangat cepat menurun, karena adanya gejala pengasingan (segregasi) pada perbatasan SiO2-Si maka konsentrasi ketidakmurnian pada permukaan Si sangat rendah.
Film tipis silica tumbuh pada wafer silicon melalui metode oksidasi termal bias sangat bermanfaat dalam mikroelektronik, di mana mereka bertindak sebagai isolator listrik dengan stabilitas kimia tinggi. Dalam aplikasi listrik, dapat melindungi silikon, biayatoko, blok saat ini, dan bahkan bertindak sebagai jalur terkontrol untuk membatasialiran arus.
3.2.3 Karakteristik Silika
Atom silikon seperti halnya atom karbon, dapat membentuk empat ikatan secara serentak silikon dalam susunan petrahedral, unsur Si mengkristal dengan struktur kubus pusat muka (fcc) seperti intan, silikon bersifat semi konduktor. Dalam siloka SiO2, setiap atom Si terikat pada empat atom O dan tiap atom O terikat pada dua atom Si. Susunan struktur tersebut membentuk jaringan yang sangat besar, yaitu struktur kristal kovalen raksasa (seperti intan). Kuarsa mempunyai titik leleh tinggi dan bersifat insulator. Kuarsa merupakan bentuk umum untuk silika namun, sesungguhnya bentuk-bentuk silika lain banyak, sehingga umumnya disebut mineral silika. Sebagian besar silika tidak larut dalam air. Hanya silikat dari logam alkali yang dapat diperoleh sebagai senyawa yang larut dalam air. Sifat umum dari mineral silikat adalah kekomplekan anion silikatnya, namun struktur dasarnya merupakan tetrahedral sederhana dari empat atom O disekitar atom pusat Si, tetrahedral ini dapat berupa:
· Unit terpisah
· Bergabung menjadi rantai atau cincin dari 2,3,4 atau 6 gugus
· Bergabung membentuk rantai tunggal yang panjang atau rantai ganda
· Tersusun dalam lembaran
· Terikat menjadi kerangka tiga dimensi
                  SiO44-(aq) + 4H+(aq) → Si(OH)4(aq)
3.2.4 Reaktifitas silika dan senyawanya
Kereaktifan silikon sama halnya dengan boron dan karbon yaitu sangat tak reaktif pada suhu biasa. Bila mereka bereaksi, tak ada kecendrungan dari atom-atom mereka untuk kehilangan elektron-elektron terluar dan membentuk kation sederhana, seperti B3+, C4+ dan Si4+. Ion-ion kecil ini akan mempunyai rapatan muatan begitu tinggi, sehingga eksistensinya tidaklah mungkin. Namun atom-atom ini biasanya bereaksi dengan persekutuan antara elektron merekamembentuk ikatan kovalen. Bila dipanaskan dalam udara, unsur-unsur itu bereaksi dengan oksigen dalam reaksi pembakaran yang sangat eksotermik untuk membentuk oksida B2O3, CO2 dan SiO2,Ketiga oksida ini bersifat asam.
SiO2 pada hakikatnya tidak reaktif dengan air pada suhu-suhu biasa. Namun dua asam silikat sederhana adalah asam ortosilikat, H4SiO4 dan asam metasilikat, H2SiO3- Kedua senyawa ini praktis tak larut dalam air, tetapi mereka bereaksi dengan basa, contohnya
H4SiO4(s) + 4NaOH(aq) → Na4SiO4(aq) + 4H2O(aq)
Bila kering sebagian (parsial), asam silikat disebut gel silika (suatu bahan yang agak mirip dengan garam batuan, NaCl). Dalam bentuk ini, ia mempunyai kapasitas menyerap yang besar terhadap uap air, belerang dioksida, asam nitrat, benzena dan zat-zat lain. Ia digunakan secara luas sebagai bahan untuk menghilangkan kelembaban dalam wadah-wadah kecil.
3.2.5  Kegunaan Silika dan senyawa Silikon
1. Penggunaan penting silika
Penggunaan penting dari silikon adalah dalam pembuatan transistor, chips, komputer dan sel surya. Untuk tujuan itu diperlukan silikon ultra murni. Silikon juga digunakan dalam berbagai jenis alise dengan besi (baja). Sedangkan senyawa silikon digunakan dalam industri. Silica dan silikat digunakan untuk membuat gelas, keramik, porselin dan semen.
Larutan pekat natrium silikat (Na2SiO3), suatu zat padat amorf yang tidak berwarna, yang disebut water glass, digunakan untuk pengawetan telur dan sebagai perekat, juga sebagai bahan pengisi (fillir) dalam detergent.
Silikon karbida (SiC), merupakan zat padat yang sangat keras digunakan untuk ampelas (abrasive) dan pelindung untuk pesawat ulang alik terhadap suhu yang tinggi sewaktu kembali kebumi. Silica gel, suatu zat padat amorf yang sangat berfori, dibuat dengan melepas sebagian air dari asam silikat (H2SiO3) atau (SiO2H2O). silica gel bersifat higroskopis (mengikat air) sehingga digunakan sebagai pengering dalam berbagai macam produk.
Bahan-bahan yang mengandung silikon yang dikenal baik
a)    Keramik.
b)    Semen
c)    Kaca
d)   Silikon
e)    Zeolit

3.3  Air
Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk kehidupan yang diketahui sampai saat ini di Bumi, tetapi tidak di planet lain. Air menutupi hampir 71% permukaan Bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer kubik (330 juta mil³) tersedia di Bumi. Air sebagian besar terdapat di laut (air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung), akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar, danau, uap air, dan lautan es. Air dalam objek-objek tersebut bergerak mengikuti suatu siklus air, yaitu: melalui penguapan, hujan, dan aliran air di atas permukaan tanah (runoff, meliputi mata air, sungai, muara) menuju laut. Air bersih penting bagi kehidupan manusia.
Untuk mendapatkan air tawar dari air laut bisa dilakukan dengan cara osmosis terbalik, yaitu suatu proses penyaringan air laut dengan menggunakan tekanan dialirkan melalui suatu membran saring. Sistem ini disebut SWRO (Seawater Reverse Osmosis) dan banyak digunakan pada kapal laut atau instalasi air bersih di pantai dengan bahan baku air laut.
Di banyak tempat di dunia terjadi kekurangan persediaan air. Selain di Bumi, sejumlah besar air juga diperkirakan terdapat pada kutub utara dan selatan planet Mars, serta pada bulan-bulan Europa dan Enceladus. Air dapat berwujud padatan (es), cairan (air) dan gas (uap air). Air merupakan satu-satunya zat yang secara alami terdapat di permukaan Bumi dalam ketiga wujudnya tersebut.[6] Pengelolaan sumber daya air yang kurang baik dapat menyebakan kekurangan air, monopolisasi serta privatisasi dan bahkan menyulut konflik.[7] Indonesia telah memiliki undang-undang yang mengatur sumber daya air sejak tahun 2004, yakni Undang Undang nomor 7 tahun 2004 tentang Sumber Daya Air

3.3.1                  Sifat-sifat kimia dan fisika

1.      Sifat Kimia
 Air adalah senyawa kimia dengan rumus kimia H2O, artinya satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air mempunyai sifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) dan suhu 273,15 K (0 oC). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting karena mampu melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan senyawa organik (Scientist N., 2010). Atom oksigen memiliki nilai keelektronegatifan yang sangat besar, sedangkan atom hidrogen memiliki nilai keelektronegatifan paling kecil diantara unsur-unsur bukan logam. Hal ini selain menyebabkan sifat kepolaran air yang besar juga menyebabkan adanya ikatan hidrogen antar molekul air. Ikatan hidrogen terjadi karena atom oksigen yang terikat dalam satu molekul air masih mampu mengadakan ikatan dengan atom hidrogen yang terikat dalam molekul air yang lain. Ikatan hidrogen inilah yang menyebabkan air memiliki sifat-sifat yang khas. Sifat-sifat khas air sangat menguntungkan bagi kehidupan makhluk di bumi (Achmad, 2004). Hal sama dikemukakan oleh Dugan (1972), Hutchinson (1975) dan Miller (1992) yang menyatakan bahwa air memiliki beberapa sifat khas yang tidak dimiliki oleh senyawa kimia lain. Diantara sifat-sifat tersebut adalah : Air memiliki titik beku 0 oC dan titik didih 100 oC (jauh lebih tinggi dari yang diperkirakan secara teoritis), sehingga pada suhu sekitar 0 oC sampai 100 oC yang merupakan suhu yang sesuai untuk kehidupan, air berwujud cair. Hal ini sangat menguntungkan bagi makhluk hidup, karena tanpa sifat ini, air yang terdapat pada jaringan tubuh makhluk hidup maupun yang terdapat di laut, sungai, danau dan badan perairan yang lain mungkin ada dalam bentuk gas ataupun padat. Sedangkan yang diperlukan dalam kehidupan adalah air dalam bentuk cair.
Air memiliki perubahan suhu yang lambat. Sifat ini merupakan penyebab air sebagai penyimpan panas yang baik, sehingga makhluk hidup terhindar dari ketegangan akibat perubahan suhu yang mendadak. Suhu lingkungan akan terjaga tetap sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan untuk kehidupan. Air mampu melarutkan berbagai jenis senyawa kimia, sehingga disebut sebagai pelarut universal. Sifat ini memungkinkan terjadinya pengangkutan nutrien yang larut ke seluruh jaringan makhluk hidup dan pengeluaran bahan-bahan toksik yang masuk ke dalam jaringan tubuh makhluk hidup. Air memiliki tegangan permukaan yang tinggi. Sifat ini mengakibatkan air dapat membasahi suatu bahan secara baik. Hal ini juga dapat mendukung terjadinya sistem kapiler, yaitu kemampuan untuk bergerak dalam pipa kapiler. Keuntungan dari adanya sistem kapiler dan sifat sebagai pelarut yang baik menyebabkan air dapat membawa nutrien dari dalam tanah ke dalam jaringan tumbuhan (akar, batang dan daun). Air merupakan satu-satunya senyawa yang mengembang ketika membeku. Hal ini mengakibatkan densitas es lebih rendah daripada air, sehingga es akan mengapung di atas air. Keuntungan yang diperoleh dari sifat ini adalah kehidupan organisme akuatik pada daerah beriklim dingin tetap berlangsung, karena air yang membeku hanya ada di permukaan perairan saja.



2.      Sifat Fisika

Dimensi dan struktur geometri sebuah molekul air.Model ruang-terisi menggambarkan struktur molekul air.

Informasi dan sifat-sifat

air
Nama alternatif
aqua, dihidrogen monoksida,
Hidrogen hidroksida
H2O
18.0153 g/mol
0.998 g/cm³ (cariran pada 20 °C)
0.92 g/cm³ (padatan)
0 °C (273.15 K) (32 °F)
100 °C (373.15 K) (212 °F)
4184 J/(kg·K) (cairan pada 20 °C)


                                                     
Air adalah substansi kimia dengan rumus kimia H2O: satu molekul air tersusun atas dua atom hidrogen yang terikat secara kovalen pada satu atom oksigen. Air bersifat tidak berwarna, tidak berasa dan tidak berbau pada kondisi standar, yaitu pada tekanan 100 kPa (1 bar) and temperatur 273,15 K (0 °C). Zat kimia ini merupakan suatu pelarut yang penting, yang memiliki kemampuan untuk melarutkan banyak zat kimia lainnya, seperti garam-garam, gula, asam, beberapa jenis gas dan banyak macam molekul organik.
Keadaan air yang berbentuk cair merupakan suatu keadaan yang tidak umum dalam kondisi normal, terlebih lagi dengan memperhatikan hubungan antara hidrida-hidrida lain yang mirip dalam kolom oksigen pada tabel periodik, yang mengisyaratkan bahwa air seharusnya berbentuk gas, sebagaimana hidrogen sulfida. Dengan memperhatikan tabel periodik, terlihat bahwa unsur-unsur yang mengelilingi oksigen adalah nitrogen, flor, dan fosfor, sulfur dan klor. Semua elemen-elemen ini apabila berikatan dengan hidrogen akan menghasilkan gas pada temperatur dan tekanan normal. Alasan mengapa hidrogen berikatan dengan oksigen membentuk fase berkeadaan cair, adalah karena oksigen lebih bersifat elektronegatif ketimbang elemen-elemen lain tersebut (kecuali flor).
Tarikan atom oksigen pada elektron-elektron ikatan jauh lebih kuat daripada yang dilakukan oleh atom hidrogen, meninggalkan jumlah muatan positif pada kedua atom hidrogen, dan jumlah muatan negatif pada atom oksigen. Adanya muatan pada tiap-tiap atom tersebut membuat molekul air memiliki sejumlah momen dipol. Gaya tarik-menarik listrik antar molekul-molekul air akibat adanya dipol ini membuat masing-masing molekul saling berdekatan, membuatnya sulit untuk dipisahkan dan yang pada akhirnya menaikkan titik didih air. Gaya tarik-menarik ini disebut sebagai ikatan hidrogen.
Air sering disebut sebagai pelarut universal karena air melarutkan banyak zat kimia. Air berada dalam kesetimbangan dinamis antara fase cair dan padat di bawah tekanan dan temperatur standar. Dalam bentuk ion, air dapat dideskripsikan sebagai sebuah ion hidrogen (H+) yang berasosiasi (berikatan) dengan sebuah ion hidroksida (OH-).
Berikut adalah tetapan fisik air pada temperatur tertentu:

0o
20o
50o
100o
Massa jenis (g/cm3)
0.99987
0.99823
0.9981
0.9584
Panas jenis (kal/g•oC)
1.0074
0.9988
0.9985
1.0069
Kalor uap (kal/g)
597.3
586.0
569.0
539.0
termal (kal/cm•s•oC)
1.39 × 10−3
1.40 × 10−3
1.52 × 10−3
1.63 × 10−3
permukaan (dyne/cm)
75.64
72.75
67.91
58.80
 (g/cm•s)
178.34×10−4
100.9 × 10−4
54.9 × 10−4
28.4 × 10−4
87.825
80.8
69.725
55.355

3.3.2                  Karakteristik Air

A.                      Karakteristik fisika air
Karakteristik fisika air meliputi: kekeruhan, suhu, warna, zat padat terlarut, bau dan rasa. Penyebab terjadinya kekeruhan dapat berupa bahan organik maupun anorganik, seperti lumpur dan limbah industri. Suhu air mempengaruhi jumlah oksigen terlarut. Makin tinggi suhu air, jumlah oksigen terlarut makin rendah. Warna air dapat dipengaruhi oleh adanya organisme, bahan berwarna yang tersuspensi dan senyawa-senyawa organik. Bau dan rasa dapat disebabkan oleh adanya organisme dalam air seperti alga, juga oleh adanya gas H2S hasil peruraian senyawa organik yang berlangsung secara anaerobik (Hanum, F., 2002).
B.                       Karakteristik kimia air
Karakteristik kimia air meliputi: pH, DO (dissolved oxygent), BOD (biological oxygent demand), COD (chemical oxygent demand), kesadahan dan senyawa kimia beracun.
Nilai pH air dapat mempengaruhi rasa dan sifat korosi. Beberapa senyawa beracun lebih toksik dalam bentuk molekul daripada dalam bentuk ion, yang bentuk tersebut dipengaruhi oleh pH.
Dissolved Oxygen menunjukkan jumlah oksigen yang terlarut dalam air. Oksigen terlarut berasal dari hasil fotosintesa selain dari absorbsi atmosfer. Makin tinggi jumlah oksigen terlarut mutu air makin baik.
Biology Oxygen Demand (BOD) menunjukkan jumlah oksigen yang diperlukan oleh mikroorganisme untuk menguraikan bahan organik dalam air secara biologi. Makin tinggi nilai BOD menunjukkan tingginya jumlah bahan organik dan mutu air makin rendah. Chemical Oxygen Demand (COD) menunjukkan jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk menguraikan bahan organik dalam air secara kimia. Makin tinggi nilai COD menunjukkan tingginya jumlah bahan organik dan mutu air makin rendah.
Kesadahan air mempengaruhi efisiensi pemakaian sabun. Kesadahan air disebabkan oleh adanya garam-garam kalsium dan magnesium yang terdapat dalam air. Adanya senyawa arsen meskipun dalam jumlah yang kecil dapat merupakan racun bagi manusia (Hanum, F., 2002)..











BAB  IV
  TUGAS KHUSUS

4.1  Pembuatan Reagent – reagent Silika
4.1.1                       Amino- 2 – Naphtol- 4- Sulfonic acid
1.     Menimbang 0,5 gram 1- Amino- 2 – Naphtol - 4 – Sulfonic Acid.
2.    Menimbang 1 gram sodium sulfate (natrium sulfat).
3.    Melarutkan kedua bahan tersebut didalam beaker glass hingga volume 50 ml.
4.    Menimbang 30 gram sodium hydrogen sulfate (sodium bisulfate), kemudian dilarutkan dalam beaker glass hingga volume 100 ml.
5.    Mencampur ketiga bahan tersebut kedalam beaker glass, lalu diaduk.
6.    Menambahkan air demin kedalam beaker glass tersebut hingga volume 200 ml.
7.    Menyimpan larutan tersebut didalam wadah yang berwarna gelap (jika larutan tidak dipakai simpan didalam kulkas)
4.1.2                       Ammonium Molybdate (75 g/L)
1)   Menimbang 7,5 gram ammonium molybdate.
2)   Larutkan dengan air demin hingga volume 100 ml, lalu diaduk menggunakan alat MIXER MD-401
3)   Menuangkan larutan kedalam wadah penyimpanan khusus untuk reagent silika.
4.1.3                       Hydrochloric Acid (HCl) 1:1
1)   Memipet 100 ml HCl pekat
2)   Melarutkan 100 ml HCl pekat kedalam beaker glass dengan air demin 100 ml.
3)   Menuangkan larutan kedalam wadah penyimpanan khusus untuk reagent silika.
4.1.4                       Oxalic Acid (100 g/L)
1)   Menimbang 10 gram oxalic acid
2)   Melarutkan oxalic acid didalam beaker glass dengan air demin hingga volume 100 ml.
3)   Mengaduk larutan tersebut dengan menggunakan alat MIXER MD-401
4)   Menuangkan larutan kedalam wadah penyimpanan khusus reagent silika.

4.2    Fungsi  - Fungsi Reagent Silika
Ø  Hydrochloric Acid (HCl) 1:1
Berfungsi sebagai pemberi suasana asam pada sampel dan blanko (air demin). Selain itu HCl 1:1 dapat memisahkan ikatan-ikatan Silica pada ikatan-ikatan yang mengikatnya.
Ø  Ammonium Molybdate 7,5%
Berfungsi sebagai langkah awal perubahan warna pada sampel yang mengandung banyak silika. Ammonium Molybdate juga untuk mengikat Silica.
Ø  Oxalic Acid 10%
Berfungsi sebagai pereduksi senyawa larutan agar silika yang terdapat didalam sampel bisa seimbang atau sama.
Ø  1-Amino-2-Naphtol-4-Sulfonic Acid
Berfungsi sebagai pemberi warna akhir (biru)/ memperjelas warna larutan yang mengandung banyak silika didalamnya.

4.3    Pelaksanaan Analisa
4.3.1        Prinsip Dasar Analisa
Prinsip analisa silica kali ini adalah silica yang terkandung pada air demin  harus < 0,05 ppm, hal ini dikarenakan silica bersifat mudah berkarak pada dinding-dinding pipa yang akan menghambat jalannya proses, sehingga kandungan silica harus dikontrol dan tidak melebihi range yang telah ditentukan.

               
4.3.2        Tujuan Analisa
Analisa silica yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui besar kecilnya kadar silica yang terkandung dalam air. Silika yang terkandung tidak boleh memiliki konsentrasi melebihi target yang telah ditentukan yaitu < 0,05 ppm.
4.3.3        Alat-alat :
-       Pipet Volume 5 ml
-       Gelas Beker 50 ml
-       Beaker polythilene
-       Pipet Ukur
-       Spektrofotometer Dengan panjang gelombang 810 nm
-       Botol semprot
-       Kuvet 10 mm
4.3.4        Bahan
-       Sampel Demin Water PP I & PP II
-       Reagent HCl 1:1
-       Reagent Ammonium Molybdate
-       Reagent Oxalic Acid
-       1-Amino-2-Napthol-4-Sulfonic Acid
4.3.5        Cara Kerja
1)   Pipet 50 sampel dan 50 ml blanko, masukkan kedalam beaker polythylene.
2)   Tambahkan 1 ml Hydrochloric Acid 1:1 dan 2 ml Ammonium Molybdate.
3)   Aduk larutan teersebut dan diamkan selama 5 menit.
4)   Tambahkan 1,5 ml Oxalic Acid, aduk dan diamkan selama 1 menit
5)   Tambahkan 2 ml  1-Amino-2-Napthol-4-Sulfonic Acid, aduk dan diamkan selama 5 menit
6)   Ukur konsentrasi Silica dengan alat Spektrofotometer pada 810 nm dengan kuvet 10 mm
         
4.4  Larutan Standar Silika
Larutan standar atau larutan baku adalah larutan yang diketahui konsentrasinya secara pasti sehingga bisa dipakai untuk menetapkan konsentrasi larutan lainnya.
Larutan ini bisa dibuat dengan menimbang secara teliti zat yang disebut standar primer. Zat ini harus mempunyai sifat stabil dan tidak higroskopis.
          
Cara Pembuatan Larutan Standar untuk Analisa Silika :
1.      Timbang secara teliti  Sodium Metasilicate ( Na2SiO3.9H2O )
Sebelum ditimbang hitung berapa gram yang dibutuhkan dengan rumus :

                              
                                                     
                                     
                                                    
                                                

Jadi timbang 0,503 gram ( Na2SiO3.9H2O )
2.      Larutkan dalam 1 Liter air atau setara dengan 1000 ml dalam 100 ppm.
3.      Kemudian buat larutan deret standar 1.0; 2.0; 3.0; 4.0; dan 5.0; ppm.
Dengan rumus pengenceran dari larutan standar 100 ppm

-           = 1 ml
-         
-           = 3 ml
-         
-         
4.      Kemudian setelah mengetahui volume yang dipipet untuk membuat lerutan deret standar 1.0; 2.0; 3.0; 4.0; dan 5.0; ppm didalam 100 mL.
5.      Setelah semuanya telah selesai maka lakukan penyetelan standar Silica dialat Spektrofotometer. Dengan cara sebagai berikut :
-          Pertama pilih “ Wavelength Scan :
-          Kemudian pilih “ Parameter Stup “
-          Atur
·         Start WL ( nm ) 800
·         Upper Scala 3.000
·         Lower Scala 0.000
·         Scan Speed  400
·         Initral dalay  0
·         Sycle Number 1
·         Sycle Time 0
6.      Setelah alat Spektrofotometer disetel, kemudian lakukan pengukuran panjang gelomabang dan nilai absorban dari masing-masing larutan deret standar.





BAB V
DATA DAN PEMBAHASAN

5.1 Data
5.1.1 Grafik Analisa Silica Pada Sampel Air Demin PP I

5.1.2 Grafik Analisa Silica Pada Sampel Air Demin PP II
5.1.3 Tabel Analisa Silica Pada Sampel Air Demin PP I
No
Analisa Ke-
Target
Konsentrasi
1
1
< 0.05
0,01
2
2
< 0.05
0,01
3
3
< 0.05
0,024
4
4
< 0.05
0,018
5
5
< 0.05
0,01
6
6
< 0.05
0,01
7
7
< 0.05
0,021
8
8
< 0.05
0,05
9
9
< 0.05
0,047
10
10
< 0.05
0,021


5.1.4 Tabel Analisa Silica Pada Sampel Air Demin PP II
No
Analisa Ke-
Target
Konsentrasi
1
1
< 0.05
0,02
2
2
< 0.05
0,02
3
3
< 0.05
0,03
4
4
< 0.05
0,012
5
5
< 0.05
0,02
6
6
< 0.05
0,05
7
7
< 0.05
0,01
8
8
< 0.05
0,02
9
9
< 0.05
0,03
10
10
< 0.05
0,02




5.2 Pembahasan
               Analisa Silica dalam air ( Utility ) bertujuan untuk mengetahui besar kecilnya kadar silica yang terkandung dalam air. Silica yang terkandung dalam air tidak boleh memiliki konsentrasi yang besar. Hal ini dikarenakan silica bisa menimbulkan kerak pada pipa-pipa boiler yang dapat menyumbat proses produksi steam.
Kandungan Silika (SiO2). Silika dapat larut pada air dan uap pada tekanan dan suhu tinggi. Silika dapat menyebabkan deposit (kerak) tipis yang sulit di hilangkan di pipa-pipa boiler dan pipa uap. Hal tersebut dapat mengakibatkan pemanasan yang terlokalisasi, sehingga perpindahan panas yang terjadi tidak optimal. Silika yang terbawa uap akan mengendap pada suhu rendah di blade turbin sehingga turbin terrsumbat dan berkurang efisiensinya. Silika dapat di hilangkan cara distilasi, demineralisasi, dan blowdown. 
Silika bersifat tidak larut dalam air maupun asam dan biasanya berada dalam bentuk koloid. Silika terdapat pada hampir semua batuan dan mudah mengalami pelapukan
Kandungan silica dalam air umpan boiler harus diperhatikan untuk mencegah menurunnya kemurnian steam yang dihasilkan karena terbawanya silica  bersama steam yang terbentuk, silica dapat menyebabkan kerak pada dinding pipa boiler dan pipa air pendingin, dapat menguap dan mengendap di blade turbin. Kandungan silica dalam air umpan boiler terutama air demin tidak lebih dari range yang telah ditentukan yaitu < 0,05. Sifat silica yang mudah berkarak dan sulit dihilangkan dapat dikurangi kadarnya dengan menambahkan ion PO4 ( Poapat ). Reaktif bahan kimia terhadap silica pada proses dan menghambat jalannya proses.
Nilai pH pada air umpan boiler dan air pendingin penting untuk diperhatikan untuk mencegah terjadinya korosi dan terkikisnya dinding-dinding pipa pada aliran proses.
Langkah-langkah analisa silica dalam air, yaitu memipet 50 ml sampel dan 50 ml blanko kemudian masukkan kedalam gelas kimia. Namun, pada beberapa sampel PP II seperti pengenceran 10x ( 5 ml ditambahkan dengan 45 ml air demin ) terlebih dahulu belum ditambah reagent, hal ini bertujuan untuk mengurangi kepekatan warna pada sampel. Bila warna terlalu pekat saat perhitungan konsentrasi silica didalam alat spektrofotometer tidak dapat dibaca, karena alat yang bekerja hanya mengukur silica dengan konsentrasi kecil dan daya serap ( Absorbansi ) yang tidak melebihi batas. Ditambah HCl (1:1) sebagai pemberi suasana asam dan ditambah 2 ml ammonium molybdate sebagai langkah awal perubahan warna pada sampel yang mengandung banyak silica ( terjadi perubahan warna dari warna bening menjadi kuning ) dan sebagai pembentuk senyawa kompleks. Aduk sampel kemudian dibiarkan selama 5 menit, hal ini bertujuan untuk memberi waktu bereaksi pada sampel. Ditambah asam oksalat 1,5 ml ( pada sampel yang berwarna kuning jelas berubah warna menjadi kuning keruh ) sebagai pereduksi senyawa larutan agar silica yang terdapat didalam sampel bisa seimbang satu sama lain. Aduk kembali sampel dan diamkan selama 1 menit, hal ini bertujuan untuk memberi waktu bereaksipada sampel. Ditambahkan 2 ml 1-Amino-2-Napthol-4-Sulfonic Acid sebagai pemberi warna akhir / memperjelas warna pada sampel yang mengandung silica dan warna yang dihasilkan adalah warna biru. Aduk dan biarkan 5 menit yang bertujuan untuk memberi waktu bereaksi pada sampel. Ukur konsentrasi silica dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 810 dan kuvet 10 mm.









BAB VI
PENUTUP

4.2    Kesimpulan
1)   Nilai sample air demin PP I yang diperoleh dari proses analisa silika dalam air adalah 0,01 dan nilai minimum sample air demin PP II yang diperoleh adalah 0,01
2)   Nilai maksimum sample air proses PP I yang diperoleh dari proses analisa silika dalam air demin adalah 0,05 dan nilai maksimum sample air demin PP II yang diperoleh adalah 0,05
3)   Nilai rata-rata sample air proses PP I yang diperoleh dari hasil analisa silika dalam air adalah 0,0221 dan nilai rata-rata sample air proses PP II yang diperoleh adalah 0,0232
        Selama proses analisa Silika dalam air selama satu bulan, mulai dari tanggal 02 mei –27 mei 2016 untuk sample air proses PP I tidak melebihi range < 0,05 dan untuk sample air proses PP II hanya 3 sample yang melebihi range < 0,05.

4.3              Saran
Dari hasil analisa yang telah diperoleh selama melakukan praktik dalam waktu kurang lebih 1 bulan tidak ada yang melebihi target yang telah di tetapkan oleh perusahaan. Alat- alat yang digunakan ada dalam proses analisa dan produksi disarankan agar tetap dijaga dalam tingkat ketelitiannya.dan disarankan pula agar terus menjaga kondisi dan kestabilan supaya tidak ada pengotor lagi yang masuk pada analisa dan produk.
4.3.1        Saran untuk perusahaan
Selama mengikuti praktik kerja industry di PT SMI, saya banyak mendapatkan ilmu pengetahuan baru dan pemahaman yang lain tentang teori yang telah saya dapat serta pengalaman yang tidak ternilai. Namun diluar semua hal tersebut saya ingin memberikan saran kecil, yang insya Allah dapat berguna untuk perkembangan SMI .
1)   Tingkatkan terus tali silahturahmi di lingkungan pabrik sehingga terbentuk .suasana kekeluargaan dan keakraban antara karyawan.
2)   Perlu adanya peningkatan kapasitas produksi dengan membangun satu train lagi dengan grade yang  berbeda – beda dari yang sudah ada sebelumnya agar dapat memenuhi permintaan konsumen yang bermacam-macam.
3)   Memberika kesempata pada lulusan SLTA terutama SMK agar dapat diterima bekerja di perusahaan guna mengurangi jumlah pengangguran yang ada di Kota Cilegon.

7.2.2        Saran Untuk Sekolah
1.   diharapkan pihak sekolah khususnya bagian HUMAS & HUBIN supaya dapat mengadakan jalinan kerjasama lebih banyak lagi dengan perusahaan lain agar seluruh siswa dan siswi dapat menyesaikan PRAKERIN.
2.   Sebaiknya para pembimbing PRAKERIN di sekolah untuk selalu mengontrol dan memberikan arahan – arahan yang musti dilakukan di industri agar peserta PRAKERIN tidak melakukan kelalaian yang membuat nama Sekolah tercoreng di tempat industri tersebut.
3.   Diharapkan kedepannya pihak Sekolah membuat program presentasi bagi siswa yang telah melaksanakan PRAKERIN. Hal ini di maksudkan guna memacu peserta PRAKERIN agar senantiasa bersungguh – sunggu melakukan praktik kerja industri.
4.   Sering mengadakan kunjungan Industri ke beberapa perusahaan agar para siswa lebih mengenal dunia Industri.
5.   Meningkatkan mutu pelajaran yang sesuai dengan proram keahlian Kimia Industri.
6.   Melengkapi alat – alat Laboratorium, guna menunjang kegiatan praktikum.
7.2.3 Saran Untuk Teman – Teman
1.      PRAKERIN adalah kesempatan emas bagi kita yang mungkin belum bias diperoleh dari orang lain. PRAKERIN harus dujadikan kesempatan untuk mengetahui dunia kerja sesungguhnya, khususnya di Industri Kimia. Kesempatan ini hendaknya dimanfaatkan semaksimal mungkin. Salah satu cara memaksimalkannya adalah dengan cara aktif bertanya untuk mendapatkan informasi sebanyak mungkin mengenai Industri tersebut.
2.      Patuhi dan taatilah peraturan yang ada di Industri dan patuhilah perintah pembimbing sesungguhnya pembimbing sedang menilai kepatuhan kita kepadanya.
3.      Berdasarkan pengalaman penyusunan hendaknya penyusun laporan PRAKERIN secepatnya dilaksanakan meskipun hanya beberapa kata saja. Karena konsentrasi dalam penyusunan laporan akan terbagi,jika ada tugas sekolah, mengikuti Organisasi – organisasi ataupun Ekstrakulikuler.












DAFTAR PUSTAKA

Ridwan, Diktat Keselamatan Kerja Dan Pencegahan Kecelakaan (Jakarta, 1995) hal. 26.
Milos Nedved, Soemanto Imamkhasani, Fundamentals Chemical Safety And Major Hazard Control (Jakarta, 1991) hal. 3 – 4.
 Ridwan, Diktat Keselamatan Kerja Dan Pencegahan Kecelakaan (Jakarta, 1995) hal. 35.
 Milos Nedved, Soemanto Imamkhasani, Fundamentals Chemical Safety And Major Hazard Control (Jakarta, 1991) hal. 57 – 69.
Bahan kimia beracun dan gangguannya terhadap kesehatan dapat dilihat pada tabel 1. Ibid.,  hal. 150 – 151.
 Milos Nedved, Soemanto Imamkhasani, Fundamentals Chemical Safety And Major Hazard Control (Jakarta, 1991) hal. 67 – 68.
 Milos Nedved, Soemanto Imamkhasani, Fundamentals Chemical Safety And Major Hazard Control (Jakarta, 1991) hal. 179 – 185.
 Ridwan, Diktat Keselamatan Kerja Dan Pencegahan Kecelakaan (Jakarta, 1995) hal. 29 – 30.
Ridwan, Diktat Keselamatan Kerja Dan Pencegahan Kecelakaan (Jakarta, 1995) hal. 30.
Ibid., hal. 28.
 Ridwan, Diktat Keselamatan Kerja Dan Pencegahan Kecelakaan (Jakarta, 1995) hal. 36 – 37.
 Rosskam F., Chamicals In The Workplace (Geneva, 1996) hal. 21 – 24.
Ridwan, Diktat Keselamatan Kerja Dan Pencegahan Kecelakaan (Jakarta, 1995) hal. 27 – 28.
Safety Department, Buku Panduan Safety (Banten, 2003) hal. 3 – 4.
(Austin, G.T., 1996).




























LAMPIRAN












Tabel Analisa Silica Pada Sampel Air Demin PP I
No
Analisa Ke-
Target
Konsentrasi
1
1
< 0.05
0,01
2
2
< 0.05
0,01
3
3
< 0.05
0,024
4
4
< 0.05
0,018
5
5
< 0.05
0,01
6
6
< 0.05
0,01
7
7
< 0.05
0,021
8
8
< 0.05
0,05
9
9
< 0.05
0,047
10
10
< 0.05
0,021


Tabel Analisa Silica Pada Sampel Air Demin PP II
No
Analisa Ke-
Target
Konsentrasi
1
1
< 0.05
0,02
2
2
< 0.05
0,02
3
3
< 0.05
0,03
4
4
< 0.05
0,012
5
5
< 0.05
0,02
6
6
< 0.05
0,05
7
7
< 0.05
0,01
8
8
< 0.05
0,02
9
9
< 0.05
0,03
10
10
< 0.05
0,02



Daftar Gambar Alat Laboratorium

No
Nama Alat
Gambar

1
Spektrofotometer UV-2900 UV-VIS

2
Viscometer

3
Draying Oven

4
pH Meter
http://www.eutechinst.com/images/CyberScanpH510.jpg

5
Automatic Water Destilatoin Apparatus

6
KF Coulometer

7
Oven

8
Leco S-144DR

9
Spektrofotometer UV-1800

10
Standar Turbidity

11
Turbiditimeter

12
Gas Chromatograph
GC-2014

13
Conductometer Seven Compact Benchtop Meters


14
Erlemeyer

http://4.bp.blogspot.com/-cbPNJS6Daj0/U0EOQegik0I/AAAAAAAAA0s/i28RapUd5bE/s1600/Erlenmeyer+Flask.jpg


15
Gelas beaker


http://2.bp.blogspot.com/-f61P0DNtyLc/Uy6J8SEQdHI/AAAAAAAAAhM/IH8LsdIdpag/s1600/beaker-glass1.jpg

16
Buret




http://4.bp.blogspot.com/-Qrnqkw4kcpE/Uy6RVxgWNAI/AAAAAAAAAiw/l5NmGpmeARo/s1600/buret+%281%29.jpg

17
Corong Pisah



http://2.bp.blogspot.com/-ytvLm98BY_k/Uy6MF9vwMbI/AAAAAAAAAho/dL2roEC2wlw/s1600/corong+pisah.jpg

18
Labu ukur leher panjang


http://1.bp.blogspot.com/-RyvSQ9P6qWY/Uy6MYAPT_zI/AAAAAAAAAhw/Di-n_XjKtKU/s1600/labu+ukur+leher+panjang.jpg

19
Gelas ukur


http://4.bp.blogspot.com/-CxN35ezSnrM/Uy6NOeywyqI/AAAAAAAAAh8/VX0Bj4gAjRE/s1600/gelas+ukur.gif

20
Filler (karet pengisap)


http://2.bp.blogspot.com/-ZCppHtX9bJE/Uy6N4LaxjWI/AAAAAAAAAiM/mq_HR609p5k/s1600/filler+%28karet+pengisap%29.jpg

21
Pipet Ukur

http://2.bp.blogspot.com/-wukEQh6hx4Q/Uy6OZPJAqPI/AAAAAAAAAiU/DWoV9gRAbo0/s1600/pipet+ukur.jpg

22
Pipet volume atau pipet gondok atau volumetrik
http://4.bp.blogspot.com/-0enWc4XUDAo/Uy6OncTmE3I/AAAAAAAAAic/4BH_s59S56Q/s1600/pipet+volume+atau+pipet+gondok+atau+volumetrik.jpg

23
Pipet Tetes



http://2.bp.blogspot.com/-aKkyMIPIy1k/Uy6O3Jw4b1I/AAAAAAAAAik/1w7TbvkEcw8/s1600/pipet+tetes.jpg

24
Indikator universal



http://4.bp.blogspot.com/-wUAOca6ajpg/Uy6Tarn0DjI/AAAAAAAAAjo/GzrzTWhD1FU/s1600/indikator+universal.jpg

25
Botol semprot




http://3.bp.blogspot.com/-Hu_jYO9gnos/Uy6bb4qyB9I/AAAAAAAAAmk/oLblvt134OI/s1600/Botol+Semprot.jpg

26
Lemari asam






http://1.bp.blogspot.com/-iJfoE0Dpp8Y/Uy6b_d8Qj9I/AAAAAAAAAm0/Jgol_fUw8fA/s1600/lemari+asam.jpg

27
Naraca analitic

.

http://1.bp.blogspot.com/-9diX25k7htI/Uy6cSOHslQI/AAAAAAAAAm8/EtOXs0Yy9ec/s1600/neraca.jpg

28
Mikropipet





http://2.bp.blogspot.com/-3uh-mUBD4Io/Uy6eM4FItTI/AAAAAAAAAnY/YRJkbp9CvpQ/s1600/mikropipet.jpg

29
PH meter




http://1.bp.blogspot.com/-i1CCHOO7Pi8/Uy6f1wWHCeI/AAAAAAAAAoI/bLAloAh3owo/s1600/ph.jpg

30
Ozon Generator




http://1.bp.blogspot.com/-ir1QRmvn_MU/Uy6gZwMrAwI/AAAAAAAAAoY/c5S1663Zd2U/s1600/ozon+generator.jpg





















JURNAL PRAKTEK KERJA INDUSTRI
ANALISA KADAR SILIKA DALAM AIR
DENGAN SPEKTROFOTOMETER UV-VIS

Nama Industri             : PT.SMI (Stiryndo Mono Indonesia)
Waktu / Priode            : 02 Mei s/d 27 Mei 2016
Alamat Industri           : Kecamatan Puloampel,Kabupaten Serang
Nama Peserta              : Ernasari

Jurnal Kegiatan Praktek Kerja Industri ( PRAKERIN ) Sehari-hari
No
Hari
Tanggal
Jenis Kegiatan
1
Senin
02-05-2016
-       Pengenalan alat safety.
-       Pengarahan peraturan prusahaan.
-       Pengenalan alat-alat Lab.
-       Pengarahan hal-hal berbahaya.
2
Selasa
03-05-2016
-       Penjelasan bahan baku perusahaan
-       Belajar perhitungan Normalitas
-       Pengenalan alat-alat instrumen
-       Prosedur kerja
-       Belajar konsentrasi ppm
-       Belajar reaksi redoks
3
Rabu
04-05-2016
-       Konsentrasi
-       Alat instrumen
-       Penjelasan & melihat alat instrumen
-       Analisa Silica menggunakan spektrofotometer
-       Alat sulrur analist
4
Senin
09-05-2016
-       Analisa Silica
-        Tes pH, Conductivity, Turbidity
-       Belajar Asidi-Alkali
-       Standar Oksigen dalam air
-       Pembahasan kaca
5
Selasa
10-06-2016
-       Analisa Silica
-       Tes pH, Conductivity, Turbidity, Prosedur yang bener
-       Analisa COD
-       Jenis alat & kegunaan serta bahaya & penggunaannya

6
Rabu
11-07-2016
-       Cara menggunakan GC
-       Praktik GC ( Gas Chromatoghraph )
-       Analisa Silica
-       Tes pH, Conductivity, Turbidity
-       Analisa TBC ( Tetra Buthyl catechol )
-       Analisa total Hardnes
-       Titrasi penentuan nitrit
7
Kamis
12-05-2016
-       Analisa Silica
-       Tes pH, Cinductivity, Turbidity
8
Jum’at
13-05-2016
-       Analisa COD
-       Analisa PH
-       Analisa Nitrit
-       Analisa Fe
9
Senin
16-05-2016
-       Analisa Silica
-       Analisa Nitrite
-       Tes pH, Coonductivity, Turbidity
-       Kegunaan PO4, SiO3, Fe
10
Selasa
17-05-2016
-       Analisa PH,Conduktivity, Turbidity
-       Analisa Silica
-       Analisa hidroquinone
-       Belajar titrasi COD
-       Mengulang materi
-       Menyusun Laporan

11
Rabu
18-05-2016
-       Analisa Silica
-       Analisa PH,Conduktivity,Turbidity
-       Teori Analisa COD
12
Kamis
19-05-2016
-       Analisa Silica
-       Membuat deret standar Fe
-       Kalibrasi Spektrofotometer dengan deret standar Fe
13
Jum’at
20-05-2016
-       Analisa Silica
-       Materi cara menghitung faktor kesalahan
-       Materi tentang air demin
-       Analisa Nitrite
14
Senin
23-05-2016
-       Analisa Silicaotal phosphate
-       Analisa Nitrit
-       Analisa Ca Hardness
-       Cara menghitung Absorbansi
15
Selasa
24-05-2016
-       AnalisaSilica
-       Analisa Hidroquinone
-       Analisa Nitrit
-       Materi Proses Air demin
16
Rabu
25-05-2016
-        Analisa Silica
-        Analisa Total hardness
-        Analisa pH,Conduktivity,Turbidity
-        Menyusun Laporan
17
Kamis
26-05-2016
-        Analisa Silica
-        Analisa Hidroquinone
-        Analisa pH, Conduktivity, Turbidity
-        Brlajar menghitung Absorbansi dengan rumus
-        Menyusun laporan
18
Jum’at
27-05-2016
-       Refisi Laporan
-       Menyusun Laporan
-       Perpisahan




1 komentar: